Gapura

Tebing 15 Meter Longsor ( cilongok )

                           A BANYUMAS-Hujan deras yang mengguyur wilayah Banyumas Bagian Barat mengakibatkan tebing setinggi 15 meter longsor menimbun jalan kabupaten yang menghubungkan wilayah Kecamatan Cilongok dengan Kecamatan Purwojati.
LOngsor terjadi di Grumbul Wadasplasa RT 8 RW 4 Desa Jatisaba Kecamatan Cilongok, Rabu (24/2). Akibat kejadian itu, selama tiga jam jalur tersebut tertutup karena proses evakuasi di lokasi kejadian terkendala cuaca.
Kepala Desa Jatisaba, Warid menjelaskan, material longsor merupakan tanah lempung yang berada di bagian tebing wadas. Padahal, pada akhir tahun 2015 lalu, tebing tersebut sudah dipapras untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor.
“Tebing sekitar lokasi tanah longsor sudah dipapras karena jarak dengan jalan sangat dekat. Pengerjaan pada tahun 2015 lalu. Namun akibat hujan yang deras, tebing wadas tersebut longsor. Bukan dari tebing yang wadas, tetapi ada bagian tebing yang merupakan tanah lempung dan ada pohon bambu. Diduga tidak kuat menahan beban, akhirnya longsor,”jelas Warid, Kamis (24/2).
Saat kejadian,  ada sebuah mobil yang sempat terkena material longsor. Bagian belakang mobil tersebut terkena tanah dan bisa melanjutkan perjalanan. Namun, usai kejadian, timbunan tanah longsor menutup jalan hingga akses jalan tertutup selama tiga jam.
“Saat kejadian ada mobil yang lewat dan terkena material tanah di bagian belakang. Setelah itu, sang sopir ke rumah saya untuk melaporkan kejadian tanah longsor. Setelah dicek ternyata benar, tanah menimbun jalan dengan ketebalan tanah mencapai dua meter sehingga jalur tertutup selama tiga jam,”jelasnya.
Usai kejadian, dilakukan penanganan oleh warga dan Muspika dengan membuka jalur supaya arus kendaraan dari dua arah bisa melintas. Kemudian pada Kamis (24/2) pagi, warga bersama Muspika  dibantu petugas dari BPBD Banyumas kembali turun untuk membersihkan material tanah.
Selain di Jatisaba Cilongok, Di Desa Semedo Kecamatan Pekuncen, pagar tembok TK Pertiwi roboh dan longsor pada Rabu (23/2) pukul 16.30. Tembok speanjang enam meter dengan tinggi tiga meter menimpa rumah Karseno (50) warga RT 5 RW 1. Kerugian ditaksir mencapai Rp 5 juta.
Sementara itu, titik rawan longsor juga ditemukan di jalur Ajibarang-Purwojati tepatnya di wilayah Desa Kalitapen Kecamatan Purwojat

Pasangan Punk Digaruk Satpol PP

TENGAH2                             BANJARNEGARA – Sepuluh anak punk digaruk oleh Sat Pol PP Banjarnegara di Pasar Kota, Rabu (24/2). Tindakan ini dilakukan karena adanya keresahan dari masyarakat atas keberadaan mereka. Tiga anak punk ini berasal dari Pemalang, dua dari Batang. Sisanya berasal dari Banjarnegara.
Kepala Sat Pol PP Banjarnegara, Aris Sudaryanto mengatakan anak punk ini meresahkan warga yang berada di area pasar. Atas dasar ini, pihaknya melakukan operasi. “Kita rutin melakukan operasi baik anak punk, PGOT, perizinan, PKL dan lainnya,” kata dia.
Keresahan ini disebabkan warga mencurigai sepasang anak punk ini beradegan mesum.  “Kalau dibiarkan, kita khawatir mereka akan semakin meresahkan,” kata dia. Misalnya saja mengamen dengan memaksa atau melakukan tindakan kriminal lainnya.
Kepala Seksi Pembinaan dan Ketertiban Umum Sat Pol PP Banjarnegara, Setiyadi mengatakan dari sepuluh anak punk ini, terdapat satu orang perempuan. “Saat kami tanya mereka menunjukkan foto pernikahan, termasuk ada foto orang tua mereka,” kata dia.
Sehingga untuk sementara, mereka dilepaskan. Namun, mereka dikenakan wajib apel. Dalam apel ini, pasangan yang diduga mesum tersebut diminta membawa bukti berupa buku nikah. Pada operasi yang sama, Sat Pol PP berhasil menyita 400 liter minuman keras jenis tuak. Minuman keras tersebut disita dari tiga pedagang di lokasi yang berdekatan. Belum lama ini, Sat Pol PP juga melakukan operasi minuman keras ke sejumlah pedagang di beberapa kecamatan. Antara lain di Kecamatan Bawang, Mandiraja dan Purwareja Klampok. Hasilnya 227 liter minuman keras berhasil di sita. Kini minuman keras hasil sitaan dari operasi-operasi tersebut disimpan di gudang Sat Pol PP Banjarnegara.

Rp 3 M untuk Kartu Purbalingga Pintar

PURBALINGGA – Pemkab Purbalingga bakal meluncurkan Kartu Purbalingga Pintar, Maret mendatang. Bupati Purbalingga, H Tasdi SH MM mengatakan, Kartu Purbalingga Pintar  berbeda dengan Kartu Indonesia Pintar yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi.
Mantan Ketua DPRD Purbalingga ini  menjelaskan, Kartu Purbalingga Pintar diluncurkan untuk mengcover anak usia sekolah SD dan SMP di Purbalingga yang belum sekolah.
“Sedangkan Kartu Indonesia Pintar, diluncurkan untuk membiayai pendidikan anak kurang mampu yang pintar dalam hal akademik,” ujarnya. Menurutnya, Kartu Purbalingga Pintar dan Kartu Indonesia Pintar bisa saling melengkapi.
“Selama ini, banyak anak usia sekolah yang tidak mampu masuk ke sekolah, karena terbentur biaya. Lewat kartu ini, Pemkab Purbalingga ingin mengantar anak usia sekolah yang tidak mampu ke skeolah. Setelah itu, baru dibiayai melalui Kartu Indonesia Pintar,” ungkapnya.
Menurut dia, saat ini masih banyak anak usia sekolah yang belum bisa sekolah karena terbentur biaya. Selain itu, berdasarkan data yang ada data rata-rata usia sekolah di Purbalingga baru 7 tahun. Padahal, targetnya adalah 9 tahun.
“Oleh karena itu, kami luncurkan Kartu Purbalingga Pintar ini. Untuk awalnya, kami menyediakan dana Rp 3 miliar untuk program ini. Jika masih kurang, maka akan kami tambah di anggaran (APBD, red) perubahan,” imbuhnya.
Rencananya, Kartu Purbalingga Pintar ini  diluncurkan bulan depan.

Goa Lawa Digagas Jadi Tujuan Wisata Internasional

Goa Lawa Digagas Jadi Tujuan Wisata Internasional                               PURBALINGGA – Pemkab Purbalingga, bakal memperbaiki akses jalan menuju wisata alam Desa Serang dan Goa Lawa di Kecamatan Karangreja.
“Rencana kami, wisata Goa Lawa akan kami jadikan destinasi wisata baru di Kabupaten Purbalingga, yang mampu menyedot banyak wisatawan. Sebab, Goa Lawa memiliki potensi untuk itu,” jelas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Purbalingga, Ir Setyadi,
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan studi banding ke Tiongkok untuk mengubah Goa Lawa menjadi destinasi wisata level internasional.
“Tinggal bagaimana mengaplikasikannya,” ujarnya. Dia mengungkapkan, berdasarkan perhitungannya, jika dikembangkan wisata Goa Lawa bisa menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih dari Rp 1 miliar.
“Pak Tasdi (Bupati Purbalingga, red) memiliki program untuk membuat destinasi wisata baru selain Owabong yang mampu menyedot banyak wisatawan dan menyumbang PAD. Kami lihat Goa Lawa memiliki potensi untuk itu,” kata dia.
Tak hanya Goa Lawa, wisata alam di Desa Serang, juga akan dimaksimalkan, agar bisa menyedot banyak wisatawan ke Purbalingga. “Potensinya luar biasa,” tegasnya.
Untuk mendukung langkah tersebut, pihaknya akan memperbaiki akses jalan ke dua objek wisata tersebut. “Selama ini, kendalanya ada di jalan yang kurang lebar. Jadi kami memiliki rencana melebarkan jalan menuju dua objek wisata tersebut,” jelasnya.
Pihaknya, juga mempersiapkan program multi years untuk membangun akses jalan ke dua objek wisata tersebut. “Kalau tidak selesai satu tahun, ya minimal dua tahun ke depan, sudah lebar semua,” imbuhnya. 

Dieng Disiapkan Jadi Wisata Dunia

Dieng Disiapkan Jadi Wisata Dunia                                    BANJARNEGARA – Kawasan Dataran Tinggi Dieng tengah disiapkan menjadi destinasi wisata internasional. Banyaknya obyek wisata di “Negeri Atas Awan” tersebut menjadikannya tujuan wisata kelas dunia.
Dukungan masyarakat yang ramah terhadap wisatawan menjadikan nilai tambah tersendiri. Dieng  yang terletak di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo ini merupakan aset wisata Jawa Tengah. Bersama dengan tiga kawasan wisata lainnya, tengah dikembangkan secara serius oleh Pemprov Jateng dan Pusat. Tiga obyek wisata lainnya yakni Candi Borobudur di Magelang, Museum Purbakala Sangiran di Sragen, Pulau Karimunjawa di Jepara.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan Dieng memiliki potensi wisata yang layak dijadikan destinasi wisata internasional. Sebab obyek yang dimiliki Dieng lengkap. Baik peninggalan Candi Hindu tertua yakni Candi Arjuna. Dieng juga memiliki keistimewaan dengan hawa sejuknya. Saking sejuknya, sering terjadi embun yang mengkristal yang dikenal dengan embun upas dan hujan es. Fenomena ini biasanya muncul pada bulan Agustus.
Dieng juga rutin menggelar even seni dan budaya yang gaungnya kini sudah menasional. Sebut saja Dieng Culture Festival. Even yang biasanya diselenggarakan pada Agustus ini selalu menjadi magnet wisata dari berbagai daerah. Termasuk wisatawan manca negara yang ikut mengunjungi even akbar tersebut.
Meskipun demikian, bukan berarti pengembangannya tidak menghadapi kendala. Salah satunya yakni belum adanya hotel berbintang di Dieng. Selama ini, penginapan yang tersedia untuk wisatawan adalah home stay. Sehingga belum ada penginapan yang lebih representatif untuk tamu-tamu kelas atas. Dengan adanya hotel berbintang, diharapkan masa kunjungan wisatawan akan lebih lama.
Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo mengatakan pihaknya terus melakukan pembenahan  Dieng. Salah satunya dengan penanaman Bunga Kala Lili. Bunga ini mirip dengan Tulip. Bahkan Tulip juga bisa tumbuh dengan baik di Dieng. “Saat ini sudah ada. Hanya saja Kala Lilinya belum luas,” kata dia.
Pembenahan lainnya yakni konservasi Telaga Merdada. “Kita juga tengah membenahi jalan dari Batang menuju Dieng. Sehingga wisatawan dari Pantura bisa langsung menuju ke Dieng,” ungkapnya.
Sutedjo menyebut Dieng merupakan aset Jawa Tengah. Sehingga dalam pengembangannya tidak boleh berdiri sendiri. Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo serta pemrov harus bersinergi agar potensi yang ada bisa berkembang lebih optimal.
Mengenai hotel berbintang, sudah ada investor lokal Banjarnegara yang berminat. Hanya saja terkendala perizinan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan. Penyebabnya desain yang diajukan tiga lantai dinilai terlalu tinggi. Sebab bakal menutupi pemandangan Kawasan Candi Arjuna. 

Serbuk Kayu “Disulap” Jadi Barang Kerajinan

foto a                                   SOMAGEDE-Limbah serbuk kayu yang biasanya terbuang, di tangan Doso Prio (50), warga Desa Somagede, Kecamatan Somagede, menjadi kerajinan yang memiliki daya jual.
Doso mengatakan, di Kecamatan Somagede, antara lain Desa Klinting, Desa Somagede, maupun Desa Kanding, banyak perajin stik es krim.
Dia merasa sayang melihat limbah serbuk kayu yang dibuang begitu saja oleh para perajin. Doso kemudian berinisiatif memanfaatkan limbah serbuk kayu untuk membuat berbagai macam kerajinan, antara lain topeng dan lukisan.
“Daripada dibuang, saya beli untuk membuat kerajinan. Saya memang suka memanfaatkan limbah untuk membuat barang yang punya nilai seni,” ujarnya.
Dia mengaku sengaja membuat berbagai kerajinan yang ramah lingkungan. Dia membuat berbagai macam karakter topeng seperti tokoh pewayangan, punakawan, atau topeng pentul untuk keperluan kesenian kuda kepang atau ebeg.
Dia mulai memanfaatkan limbah serbuk kayu untuk membuat topeng sejak dimintai pertolongan membuat topeng dengan bahan limbah untuk dikenakan penari Jawa Tengah dalam lomba tari di Jawa Timur.
Sebelumnya, dia sudah memanfaatkan limbah serbuk kayu untuk membuat lukisan. Serbuk kayu direkatkan pada kain, kemudian dia lukis. Warna yang dia gunakan untuk melukispun menggunakan bahan-bahan alami ataupun barang bekas. Dia menggunakan kunyit, enjet (biasanya untuk nginang wanita lanjut usia), bahkan menggunakan limbah batu baterai. “Saya lebih suka yang alami maupun barang bekas yang tidak terpakai. Bisa irit cat juga,” ujarnya.
Topeng yang berasal dari limbah serbuk kayu itu dia jual dengan harga Rp 125 ribu. Sedangkan harga lukisan tertinggi yang dia jual Rp 50 juta. “Saya membuat berdasarkan pesanan. Yang beli kebanyakan sesama seniman, yang nantinya untuk dijual lagi,” ungkapnya.
Karena keprihatinannya terhadap lingkungan dengan banyaknya sampah plastik, dia pun membuat daun yang berasal dari tutup botol. Namun pembelinya tak sebanyak pembeli topeng atau lukisan.Menurut dia, di Banyumas apresiasi terhadap seni masih kurang.
Dia berharap pemerintah lebih serius dan mendukung kegiatan ekonomi kreatif. Menurut Doso, seniman Banyumas itu banyak. Namun pemasaran kerajinan masih sulit sehingga banyak yang tidak semangat dan tidak bertahan. “Sejak krisis moneter penjualan kerajinan yang saya buat semakin sepi. Perajin yang membuat masih kalah pembeli. Sebab, mereka menjual lagi ke orang lain dengan harga yang jauh lebih tinggi,” imbuhnya.

50 PL Dapat Pembinaan

KIRI                               BANJARNEGARA – Keberadaan Pemandu Lagu (PL) yang mulai meresahkan masyarakat menjadi sorotan Sat Binmas Polres Banjarnegara. Kamis (18/2) malam, mereka pun melakukan operasi di tiga tempat karaoke di wilayah kota.
Pada operasi yang dimulai pukul 21.00 sampai 24.00 itu, tim mendata 50 PL dan melakukan pembinaan.Kapolres Banjarnegara, AKBP Wika Hardianto melalui Paur Humas, Ipda Basuki mengatakan  operasi ini lebih menekankan pembinaan dan penyuluhan. “Para PL ini diminta agar menjaga sikap sopan santun baik di tempat tinggala taupun di kos maupun saat sedang bekerja di room,” jelasnya.
Kasat Binmas Polres Banjarnegara, AKP Rusmiyatun meminta kepada PL agar lebih menjaga sopan santun, terutama saat di masyarakat atau di tempat kos. Sebab selama ini kebanyakan PL menggunakan pakaian minim. Dikatakan oleh Rusmiyatun, pihaknya menjadikan PL ini rekanan Binmas. “Kalau ada pengunjung yang rese atau minum, kami minta jangan sampai over dosis,” terangnya.
Dalam operasi ini, dia juga menerima curhatan dari mereka. Banyak PL yang mengaku terpaksa terjun di profesi ini. Alasannya karena motif ekonomi. “Antara hatinya dengan yang dilaksanakan dalam bekerja bertentangan,” kata dia.
Belum lagi pandangan negatif dari masyarakat mengenai profesi PL ini. Oleh karena itu, dia meminta agar PL bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.  “Jangan sampai mereka pulang kerja malah mabok,” ucapnya.
Saat melakukan operasi ini, aparat juga membubarkan belasan orang yang sedang pesta tuir di depan Pasar Sayur Banjarnegara. “Ada yang minum satu gerombol minuman tuir. Jumlahnya sekitar 15 orang. Kami bubarkan agar kembali ke rumahnya masing-masing,”

Trafic Light Perempatan Padamara Dikeluhkan

TENGah                            PURBALINGGA-Trafic Light di Perempatan Padamara kerap dikeluhkan para pengendara. Alasannya, pengaturan atau timer trafic light itu dianggap kacau sehingga membingungkan dan membahayakan pengendara.
“Lampu hijau nampaknya menyala secara bersamaan dari dua arah yang berlawanan. Misalnya, saat lampu di sebelah timur hijau, lampou di sebelah barat juga hijau. Ini sangat menyulitkan pengendara yang akan berbelok dari arah timur ke utara,” tutur Dwi Atmoko, tokoh masyarakat Kutasari yang saat itu melintas di wilayah Padamara.
Saat lampu menyala hijau, pengendara dari arah timur yang akan berbelok ke utara harus menunggu kendaraan dari arah barat habis. Namun saat kendaraan dari arah barat habis, lampu dari arah utara maupun selatan sudah menyala merah sehingga pengendara kerap terjebak.
Dia berharap, pengaturan trafic light atau lampu bangjo tersebut dibenahi agar lampu hijau tidak menyala bersamaan dari kedua arah, namun diatur agar semakin memperlancar arus lalu lintas. “Saya juga kerap mendengar keluhan dari teman-teman saya di wilayah Padamara. Harus segera dibenahi karena jalur tersebut merupakan jalur ramai sebagai jalur alternatif menuju Kabupaten Banyumas, jalur wisata dan juga jalur industri,” tandas Dwi Atmoko.
Dwi Atmoko yang juga Ketua PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Kutasari itu menambahkan, selain trafic light di perempatan Padamara, jalur dari Karanggambas Kecamatan Padamara hingga Mipiran Kecamatan Kutasari juga butuh perhatian. Khususnya banyaknya pohon peneduh yang sudah membesar sehingga mempersempit badan jalan. “Ini juga menyulitkan lalu lintas kendaraan, apalagi kalau ada kendaraan roda empat berpapasan, harus sangat hati-hati,”

7 Alesan Bisane Wong Ngapak Mlebu Kategori “High Quality” Calon Mantu


hqdefault                                                     Mengapak – Nyong yakin ning belahan Indonesia bagian endi bae, mesti ana batirmu sing nduweni logat sing unik terus asik. Logat kiye beda karo logat Suku Jawa neng umumme. Ora ana alus-alusse nekan mampir maring kuping. Akeh sing sering ngembarna karo medok Tegal, padahal beda. Ya kuwelah Ngapak.
7 Alesan Bisane Wong Ngapak Mlebu Kategori “High Quality” Calon Maantu
Logat sing mung diduweni wong sing asli sekang Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Pemalang, Brebes, Tegal. Dijamin akeh sekang panjenengan sing pas krungu ana wong sing logat apa ngomonge karo logat ngapak mesti ngguyu ngaglak. Nek ora minimal mendelikna mata nyantelna kuping nggo nebak sekang planet endi mahluk kiye.
Eits aja salah.. Neng walik keunikanne, jebulane wong ngapak kiye nduweni kabeh kriteria nggo dadi calon menantu idaman lho. Ora percaya? yuh pada simak alasanne!

1. WONG NGAPAK KUWE WONG SING APA ANANESekang sisi historis karo geografis, wilayah sing dihuni mayoritas penduduk sing logate ngapak adoh sekang kawasan keraton paling gede neng Jawa. Kuwelah sing nyebabna bisane tingkat kealusan berbahasane beda karo Jogja apa Solo. Kuwelah sing nyebabna wong ngapak kuwe kawit sekang nenek moyang adoh sekang intrik kekuasaan. Hal kuwe ngaruh maring sedina-dinane, sing jarang nganggo topeng. Apa sing dirasakna, kuwelah sing diucapna.

Istilaeh Blakasuta. Nekan guyonan sing metu kuwe true coloure. Wong ngapak ora nyaman nganggo topeng. Nganggo sesuatu sing udu nature ne.
Terus nekan keterbukaan kuwe salah siji syarat nggo mbentuk umah tangga sing langgeng, wong ngapak wis nduweni. Sekang lair.

2. WONG NGAPAK NDUWENI SIFAT HUMORISCoba Panjenengan perhatikna nekan panjenengan weruh wong loro karo logat ngapak ngobrol siji karo liyane. Setituk-setitik mesti panjenengan bakale ngrunge canda tawa diantara lorone. Bahkan misale panjenengan ora ngerti bahasane, panjenengan tetep arep bisa ngguyu.

Nekan panjenengan ora percaya, coba search neng youtube karo kata kunci : Curanmor Ngapak. Percayalah, walopun njenengan ora ngerti arti katane, njenengan tetep bisa ngguyu.
Akeh kata-kata panggilan unik sing mung wong ngapak sing ngerti. Kaya Daplun, Gondes, Kucluks.
Wis bisa dipastikna umah tanggamu kelak arep adoh luwih berwarna nekan pasanganmu nduweni logat ngapak.

3. WONG NGAPAK ORA GAMPANG LARA ATI

Nyong, para ngapakers wis biasa karo ledekan gara-gara logate nyong sing pada beda. Ora jarang nekan nyong pada meranto, akeh celetukan :
“Ganteng-Ganteng ko ngapak?”
“Cantik sih, sayang ngapak..”
“Coba dong ngomong lagi pake logat ngapak..”
Awale bae nyong kaget, tapi selanjute nyong justru nikmati. Bisane? Sebab nggawe wong liya ngguyu kuwe ibadah. Ora enak kan nekan nduweni batir sing setitik-titik ngambek? Setitik-titik baper?
Nah, hal kuwe ora bakal terjadi nekan pasangan Panjenengan kuwe wong ngapak.

4. GAMPANG NEMOKNA LAKI-LAKI APA WANITA MANIS SING LOGATE NGAPAKMemang nggo kategori ganteng karo cantik sing maenstrem, nyong esih kalah sekang Bandung, Jakarta, apa Manado. Nekan definisi cantik apa ganteng kuwe irung mancung, awak duwur, karo kulit putih. Sebab sebagian gede wong karo logat ngapak nduweni irung minimalis, duwur ideal, karo kulit sawo mateng.

Namun justru kuwelah sing nggawe kecantikan karo kegantenganne natural. Pas, ora kelewihen.
Nekan panjenengan ngarep wajah pertama sing panjenengan weruh neng esuk-esuk kuwe wajah sing nentramna walau ora nggo polesan make up, nggolet lah pasangan sing ngapak.

5. WONG NGAPAK KUWE TIPE SING SETIAApa perbedaan mendasar sekang logat ngapak karo Jawa sing liyane. Ya, tentu bae penyebutan huruf vokal “a” karo “o”.

“Opo” neng Solo, dadi “Apa” neng Purwokerto.
“Ojo” neng Jogja, dadi “Aja” neng Cilacap.
“Sopo” neng Semarang, dadi “Sapa” neng Purbalingga.
Menurut sejarah, hal kiye dimulai pas kerajaan Mataram memperbaharui ngganti vokal “a” dadi “o”, wong karo logat ngapak milih setia nggunakna “a”. Kesetiaan sing dicekel teguh sampe anak cucu.
Dadi nekan logat aja dipertahanna karo begitu setia, apa maning pasanganne?

6. WONG NGAPAK KUWE KREATIFHal kiye wis ora perlu domong maning. Pas para ahli bahasa debat tentang kosa kata Bahasa Indonesia sing kalah lengkap karo Bahasa Inggris, Bahasa Ngapak mbalikna persepsi kuwe. Akeh nemen  kosa kata neng bahasa ngapak sing ora ditemukna artine neng Bahasa Indonesia apa maning Inggris!

Keragaman berbahasa pasti lair sekang sebuah kreatifitas sing ora bisa diremehna. Pengin bukti? Silahkan nggolet padanan kata sing pas nggo kata-kata kiye : Nylekamin, Cempulek, Mblekataket, Kemlinthi.
Ora bakal ana hubungan sing mbosanna, pas pasanganmu nduweni kreatifitas sing duwur. Terus saiki panjenengan wis ngerti ning endi nemukna species-species kreatif nggo panjenengan kenalna maring wong tuamu.

7. WONG NGAPAK NDUWENI KEWANIAN NENG NDUWUR RATA-RATANekan panjenengan emut, salah siji slogan kampanye gubernur Jawa Tengah sedurunge Pak Ganjar Pranowo, kuwe Pak Bibit Waluyo kuwe,

Bali ndesa, Bangun Desa (Pulang ke Desa dan Membangun Desa)
Mengapa wong karo logat ngapak ana ning ngendi-ngendi, hal kiye njelasna sekabehane. Wong ngapak memang terkenal wani neng merantau. Deweke ngubek-ngubek ujung dunia, karo penuh kewanian nantang resiko. Lunga merantau ora kepastian karo sanak saudara be wani, apa maning mung lunga njaluk maring wong tuamu?
Dadi, kuwelah pitu alesan bisane wong ngapak mlebu kategori High Quality Calon Mantu. Ora percaya? Percaya ya sukur, ora ya gondrong. 

Patung Jenderal Soedirman Mulai Diperbaiki

FTA_patung soedirman                                        PURBALINGGA -Patung Jenderal Soedirman yang roboh beberapa waktu lalu, mulai dibangun kembali. Patung yang akan kembali diletakkan di lokasi semula di Simpang Empat Terminal Purbalingga tersebut, mulai dirangkai oleh pembuatnya, Azmir Azhari di Kompleks GOR Mahesa Jenar Purbalingga.
“Kami memang mendatangkan Azmir, sang pembuat patung dari Jakarta. Dia menggarap kembali patung Soedirman yang roboh tersebut,” kata Ketua Forum Purbalingga Bersih (FPB) Ir Kris Hartoyo Yahya, Jumat (12/2).
Dia menambahkan, pembangunan kembali patung yang menjadi ikon Kabupaten Purbalingga tersebut, dilakukan oleh organisasi yang dipimpin olehnya. “Hal itu dilatarbelakangi banyak hal. Salah satunya dikarenakan patung tersebut merupakan identitas Purbalingga,” ujarnya.
Diantaranya, pahlawan nasional tersebut lahir di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga. “Kami mengajukan diri kepada Pemkab dan diberi kepercayaan membangun kembali patung yang roboh tersebut,” ungkapnya.
Terkait dana pembangunan patung tersebut, pihaknya mendapatkan dari donatur yang tidak mengikat. Dana dari donatur atau pihak ketiga dipilih, karena jika menunggu anggaran dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, akan membutuhkan waktu yang lama.
“Kemungkinan anggaran baru bisa dimunculkan di APBD Perubahan 2016. Itu terlalu lama. Makanya kami mengambil inisiatif untuk menjadi penanggung jawab dan pelaksana pembangunan,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, anggaran pembangunan kembali patung tersebut, diperkirakan menghabiskan dana Rp 300 juta. Dia menargetkan pembangunan akan memakan waktu sekitar satu bulan.
Dia menambahkan, patung tersebut akan didirikan lagi di lokasi lama, yakni di Simpang Empat Terminal Purbalingga.  Sebelumnya sempat ada usulan agar patung tersebut dipindah ke Jalan Soedirman. “Menurut kami lebih strategis di di lokasi semula. Karena merupakan pintu masuk ke kota Purbalingga,” tandasnya.
Penjabat Bupati Purbalingga Drs Budi Wibowo Msi menyambut baik inisiatif dari FPB untuk membangun kembali patung tersebut. Diungkapkan alokasi anggaran pembangunan memang diperoleh dari donatur.
Nantinya pondasi dan kerangka patung tersebut akan dibuat lebih kuat. Dengan demikian patung tersebut tak mudah roboh.
“Pembangunan kembali patung Soedirman memang harus dilakukan lebih cepat. Karena jika terlalu lama tidak dibangun kembali masyarakat akan jadi polemik,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman yang berlokasi di perempatan Jalan Mayjen Sungkono dengan Jalan Letnan Yusuf dan Jalan Soekarno-Hatta, tiba-tiba roboh, awal tahun lalu, sekira pukul 09.30. Beruntung, patung itu tidak menimpa pengendara yang melintas.

Akses Jamban di Sirukem dan Purwodadi Minim

Akses Jamban di Sirukem dan Purwodadi Minim                                                 BANJARNEGARA – Dua desa di Kabupaten Banajrnegara saat ini sedang membangun sanitasi dengan metode Phast (participatyory hygine and sanitation). Meski model ini dinilai rumit dan bertele-tele, tapi secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk aktif mengemukan pendapat.
Kedua desa ini, yakni Desa Sirukem Kecamatan Kalibening dan Desa Purwodadi Kecamatan Karangkobar dipilih setelah melalui survei dan data kepemilikan serta akses jamban yang masih minim versi Dinas Kesehatan Kabupaten.
Ketua PMI Kabupaten Banjarnegara, Setiawan mengatakan Phast yang dibangun di dua desa ini dikerjakan bersama dengan PMI Korea/Korean Red Cross. Untuk saat ini, masih dalam tahap pembangunan bak penampungan. Bak ini sendiri dilaksanakan melalui program Water Sanitation and Hygine (WASH). “Kami menargetkan 1.500 keluarga nantinya akan mempunyai akses jamban sehat dan sesuai dengan standarisasi kesehatan,” ungkapnya.
Koordinator lapangan Project WASH PMI Banjarnegara, Hery Yulianto mengatakan dari dua desa yang menjadi sasaran project, saat ini di Desa Sirukem telah selesai melaksanakan rangkaian sosialisasi dan edukasi masyarakat. Semantara itu dilokasi lain yakni di Dusun Wringin Desa Purwodadi  telah memasuki proses pembangunan reservoir penampungan air untuk kebutuhan akses sanitasi dan air bersih masyarakat. “Kami menargetkan maksimal dalam satu bulan ini, proses pembangunan telah rampung hingga instalasi ke seluruh rumah warga,“ ucapnya

Wirasaba Jalan Terus

foto benner-DSCN3930                                       PURBALINGGA – Berita adanya dukungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang disebut-sebut memilih mengembangkan Bandara Tunggul Wulung Cilacap dibanding mengembangkan Lanud Wirasaba Purbalingga tidak menyurutkan semangat Pemkab Purbalingga. Pemkab Purbalingga terus berupaya menjadikan Wirasaba sebagai bandara komersial.
Itu ditergaskan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Kabupaten Purbalingga Drs Yonathan Eko Nugroho. “Proses komersialisasi Bandara Wirasaba jalan terus. Bahkan, kami akan mengadakan pertemuan dengan gubernur (Jawa Tengah), dengan daerah pendukung, untuk membicarakan rencana komersialisasi Bandara Wirasaba, dalam waktu dekat ini,” jelasnya ketika dihubungi via telepon selularnya, kemarin (5/2).
Dia menjelaskan, pihaknya masih berpegang terhadap izin lisan dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Januari lalu. Sedangkan, surat Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Udara, soal penolakan komersialisasi Bandara Wirasaba, dinilai sudah ketinggalan zaman, karena tertanggal 16 Desember 2015.
“Apa yang diberitakan di media masa itu, hanya kepentingan sepihak dari (Pemkab) Cilacap saja. Sebab, mereka juga berkepentingan dengan pengembangan Bandara Tunggul Wulung. Yang jelas, kami tetap jalan terus. Komunikasi positif sudah berjalan dengan Kemenhub,” ujarnya.
Dia mengatakan rencananya pekan depan pihaknya akan melakukan pembahasan mengenai kelanjutan rencana tersebut bersama dengan Dinhukominfo Pemrov Jateng dan juga pihak kementerian. Saat ini konsep nota kesepahaman terus dimatangkan. “Jika ada statemen yang mengatakan Bandara Wirasaba tak jadi jadi bandara komersial itu tidak benar,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan Pemkab Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, Kebumen dan Wonosobo, tidak terpengaruh dengan klaim sepihak Pemkab Cilacap tersebut. Pihaknya, mengaku akan tetap fokus mengurus izin komersialisasi Bandara Wirasaba ke Kemenhub. Apalagi, sinyal positif sudah diberikan Menhub kepada Gubernur, yang dibuktikan dengan pesan singkat.
Dia juga menjelaskan, saat dirinya melakukan konsultasi dengan pejabat perhubungan udara Kementerian Perhubungan, beberapa waktu lalu. Diperkirakan dibutuhkan dana sekitar Rp 100 miliar untuk membangun dan memfungsikan Bandara Wirasaba menjadi bandara komersial. Dana tersebut menurutnya digunakan untuk pembenahan dan pembangunan infrastuktur agar bandara milik TNI AU itu layak jadibandara umum.
“Pemkab Purbalingga berencana tahun 2017 Bandara Wirasaba siap beroperasi untuk penerbangan komersial. Bandara ini akan mempunyai panjang landasan 1.500 meter dan nantinya akan bisa di darati oleh pesawat dengan kapasitas 50 orang penumpang,” terangnya.
Kepala Bappeda Purbalingga, Setiyadi menilai apa yang diungkapkan Kepala Dinhubkominfo Cilacap seolah-olah menjustifikasi bahwa pembangunan Bandara Wirasaba sudah dipastikan tidak dilaksanakan.
“Sebetulnya kebijakan terkait pembangunan bandara ada pada pemerintah pusat. Setahu kami ada proses yang masih berjalan pada awal tahun 2016 ini. Tapi  kami tidak akan berkomentar, karena ini ranah gubernur, menteri, dan lain- lain. Selain itu, kami tidak berani memastikan pada akhirnya seperti apa kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah Pusat,” ungkapnya, Jumat (5/2).
Namun pemkab Purbalingga yakin bahwa pemerintah pusat maupun Provinsi Jawa Tengah sangat concern terhadap perkembangan dan kemajuan wilayah Jawa Tengah bagian Barat.

KEDUNG CUCRUK DIANGGAP TANAH LOT PURBALINGGA

Maen, Kie Lur...! Kedung Cucruk Dianggap 'Tanah Lot' Purbalingga

Kedung Cucruk yang dianggap Tanah Lot-nya Purbalingga
PURBALINGGA – Pengembangan desa wisata di Kabupaten Purbalingga terus berlanjut sampai saat ini. Termasuk Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar, kini tengah mengembangkan potensi desanya sebagai desa wisata. Para pegiat wisata desa setempat yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata ‘Pesona Cucruk’ tengah menyiapkan berbagai lokasi dan menu kulinernya. Nama pokdarwis itu sendiri mengambil dari nama Kedung Cucruk yang mempesona.

Disekitar kedung Curuk, ada semacam pulau kecil mirip tanah lot di Pulau Bali. Pokdarwis setempat menyebutnya sebagaiwisata tanah Lot-nya Purbalingga. Selain itu, di sepanjang sungai juga akan disulap untuk tempat makan mirip di Jimbaran.

Kami menamakan tempat makan di pinggir sungai ini sebagai Jimbrani, atau Jimbaran Mini,” kata Kepala Desa Kaliori, Subarkat, Rabu (3/2).

Menurut Subarkat, setelah melakukan kunjungan ke desa wisata di sejumlah tempat, baik di Purbalingga maupun di luar kota, pihaknya sangat optimis akan mampu menjual potensi desa berupa keindahan alam, seni budaya, kuliner, dan keramahtamahan penduduk sebagai daya tarik wisata.

Dengan banyaknya remaja dan muda-mudi yang datang ke Kedung Cucruk, membuat kami tergugah untuk membenahinya dan sekaligus menjadikannya sebagai daya tarik wisata. Para pengunjung yang datang menyebutnya, lahan tanah yang berada diantara sungai atau kedung, mirip seperti Tanah Lot di Bali,” kata Subarkat.

Pengunjung bersantai di Kedung Cucruk

Sementara pegiat wisata setempat, Yono Yoga mengatakan, pihaknya ingin mewujudkan mimpi menjadikan Kaliori sebagai desa wisata. Yono juga tengah menyiapkan sejumlah branding product makanan yang akan disediakan di tempat makan ‘Jimbrani’. Yono mencontohkan, nantinya di sekitar kedung akan dibuat semacam warung ‘Gapatar’, warung ini singkatan dari Warung Sega Plataran. Beberapa kuliner lain yang sudah ada dan disiapkan nama-nama yang unik seperti Pikantos (Kripik anti atos), Ubu (Urab Budin), Sale Piscok (pisang coklat), Dolar (Ondol ubi jalar) alias makanan Timus. Kemudian Lapis Dindang (lapis budin gedang, Bonjapi (abon jantung pisang), Pikolpi (keripik pokol pisang), cimpring (cimplung garing), Marlena (Marning legi warna warni), Dewi Molek (onde wijen molen keju). Dan sejumlah kuliner unik lainnya.

Kami akan menyediakan jajanan dan makanan khas Desa Kaliori yang dinikmati di tepi sungai,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Drs Subeno, SE, M.Si, mengatakan pihaknya sangat menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif dari kepala Desa Kaliori dan warganya yang bersemangat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata.

Dengan semakin bermunculannya desa wisata, tentunya akan menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Purbalingga. Kami semakin optimis, Purbalingga akan menjadi daerah tujuan wisata yang diperhitungkan di tingkat Jawa Tengah,” ujar Subeno.

Subeno juga meminta kepada pengelola desa wisata Kaliori agar tetap menjaga kelestarian lingkungan dan juga tetap mempertahankan kearifan lokal desa setempat.

Wisata memang bisa berdampak positif dan negatif, namun jika dikelola secara profesional akan mampu menggerakan roda perekonomian masyarakat setempat,” tambah Subeno.

3 Faktor Yang Perlu Dikuasai Di Dunia Kerja

Ada beberapa faktor yang perlu dikuasai di dunia kerja supaya kita bisa bertahan dan menikmati pekerjaan masing-masing. Kerja keras saja belum cukup karena itu hanya berhubungan dengan fisik. Faktor lain seperti mental dan pikiran juga perlu diperhitungkan. Semua faktor tersebut harus saling mendukung supaya kita puas dalam karir dan pekerjaan. 3 faktor yang perlu dikuasai di dunia kerja antara lain:
1. Karakter. Dunia kerja itu dipenuhi oleh orang-orang dengan berbagai karakter. Ada karakter ambisius yang menghalalkan segala macam cara untuk meningkatkan karir mereka, ada karakter bermuka dua, ada yang licik dan lain-lain. Segala karakter yang hadir di dunia kerja mau tidak mau harus mampu kita hadapi terutama karakter yang tidak cocok dengan kepribadian kita. Faktor utama yang perlu kita kuasai untuk menghadapi keanekaragaman karakter ini adalah mental dan kepribadian. Dengan mental dan kepribadian yang kuat kita akan mampu bertahan di dunia kerja.
2. Keahlian atau Skill. Skill merupakan hal yang mutlak kita kuasai jika ingin mendapatkan pekerjaan. Karenanya perdalamlah keahlian masing-masing sesuai dengan bidang yang dikuasai sehingga kita tidak diremehkan oleh atasan atau rekan kerja yang lain. Jangan bingung untuk mengembangkan skill karena dunia kerja dan segala peluang yang muncul nanti secara tidak langsung akan mengarahkan kita memperdalam skill dan kita harus siap untuk kembali belajar dan terus belajar.
3. Lingkungan Kerja. Faktor lingkungan kerja juga merupakan hal yang perlu dikuasai karena kita akan menghabiskan sebagian besar waktu kita di tempat kerja. Jika kita tidak pandai beradaptasi dan kurang memahami sistem kerja di kantor atau perusahaan tentunya akan membuat diri tertekan dan hal ini akan membuat kita tidak nyaman dalam bekerja. Usahakan mendekatkan diri terlebih dahulu dengan rekan kerja yang akan anda ajak selalu berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai pekerjaan, baru selanjutnya perluas pergaulan dengan rekan kerja yang lain.

12 Nasihat Di Dunia Kerja

Rajin pangkal pandai, ora et labora, dan jangan melawan guru. Jujur saja, nasihat semacam itu tidak berhenti kita temui hanya karena kita lulus sekolah. Tanpa kita sadari, banyak nasihat dalam hidup sehari-hari yang mempengaruhi kinerja kita. Pertanyaannya, apakah petuah-petuah itu saat ini masih dapat dipakai di dunia kerja? Mari kita uji kelayakannya!

Nasihat #1: No Pain, No Gain.
    Nasihat yang biasanya beredar di dunia olahraga ini juga berlaku di dunia kerja. Hanya bermodal bakat atau kepintaran tidak akan membuat karir Anda maju. Seperti yang terjadi di sekolah, siswa yang pintar tidak jarang mendapat nilai yang lebih buruk dibanding siswa yang tekun. Hal ini juga terjadi di dunia kerja. Siapa yang tekun bekerja, rajin mengerjakan tugasnya tepat waktu, rapi membereskan dokumennya, bisa mendapat kesempatan karier yang lebih tinggi daripada pekerja yang hanya mengandalkan kehebatan isi kepala mereka tapi malas. At the end, perusahaan membutuhkan pekerja yang dapat bekerja memenuhi target dateline dan kualitas.
    Namun bukan berarti, Anda harus datang ke kantor paling pagi dan pulang paling larut. Atau bekerja dengan load yang tidak realistis sampai Anda terkena burnout syndrome. Tapi gunakan energi, tenaga, pikiran Anda untuk meningkatkan kelebihan Anda dan mengatasi kelemahan Anda. Karena disiplin diri, kemauan untuk bekerja lebih baik dan lebih baik lagi lah yang mampu membawa karier Anda ke jenjang yang lebih tinggi.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 90%


Nasihat #2: No Money, No Honey.

    Urusan uang memang tidak mudah. Di satu sisi karyawan menginginkan gaji yang terus naik setiap tahunnya. Di sisi lain, apalagi di jaman resesi seperti sekarang, banyak perusahaan yang mengalami masalah keuangan serius. Tapi menunjukkan hasil kerja yang buruk hanya karena gaji Anda tidak naik, juga tidak bijaksana. Apalagi langsung pindah ke perusahaan lain.
    Perusahaan yang baik membutuhkan dan menghargai pekerja yang loyal. Utarakan kekecewaan Anda ke perusahaan. Cari kemungkinan selain gaji, yang dapat membuat karyawan tetap bekerja dengan baik. Misalnya libur tambahan satu hari dari kantor tanpa dihitung sebagai cuti atau pengurangan jam kerja di hari Jumat. Biasanya, perusahaan yang baik lebih terbuka jika tuntutan Anda tidak berupa uang. 
    Kalau Anda mendapat tawaran kerja di tempat lain, bicarakan terus terang, mengapa Anda berniat pindah. Jika Anda memang karyawan yang baik, perusahaan akan berusaha mempertahankan Anda. Dengan demikian Anda dapat mendiskusikan kondisi kerja yang menguntungkan kedua pihak. Tentu saja dengan perkecualian jika Anda bekerja dengan perusahaan yang memang memperkerjakan karyawannya seperti budak. Selalu lembur, tapi gaji sedikit. Pekerja miskin sementara para bos kaya raya. Untuk kasus seperti ini, sangat disarankan Anda mencoba berkarir di tempat lain.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 70%


Nasihat #3: Makin banyak koki yang ikut memasak, rasanya makin tidak enak.

    Benarkah bekerja sendirian hasilnya lebih baik daripada kerja tim? Jika Anda bukan pemilik perusahaan One-Man-Show, hasil kerja tim biasanya lebih baik. Apalagi di dunia kerja jaman sekarang. Hampir semuanya mengandalkan teamwork. Mengapa? Karena setiap pekerja mempunyai spesialisasinya masing-masing. Ada yang hebat dalam urusan teknik, ada yang bagus dari segi kreatif, dan ada yang expert untuk urusan jualan. Jika semua yang positif disatukan, teorinya hasil kerja semakin optimal.
    Teorinya? Ya. Agar kerja sama tim tidak berubah menjadi kancah perang dunia ketiga, diperlukan satu orang yang berfungsi sebagai pemimpin. Pemimpin di sini tidak berarti karyawan dengan kedudukan yang paling tinggi, namun seseorang yang mampu mengakomodasikan seluruh keinginan anggota tim. Tepatnya, gabungan antara moderator dan hakim garis antar kolega. Namun demikian, sebaiknya jumlah anggota tim kurang dari 10. Jika lebih dari 10 orang, biasanya akan terjadi clique, kelompok-kelompok kecil yang saling bersaing satu sama lain.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 10%


Nasihat #4: Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

    Terus terang, nasihat orangtua kita di masa kecil ini memang yang paling diingat dari semua petuah mereka. Mungkin karena dulu kita lebih suka menonton TV daripada membuat PR. Sampai sekarang pun, banyak dari kita bekerja dengan prinsip ini. Bereskan dulu pekerjaan yang membosankan, yang paling tidak nyaman, baru yang menantang. Prinsip ini bukannya tidak beralasan. Manusia mempunyai kecenderungan untuk menghadiahi diri sendiri setelah bekerja keras. Jadi pekerjaan yang menantang dilakukan terakhir, dianggap sebagai hadiah yang dapat memacu motivasi kerja.
    Idealnya, sih, Anda membagi-bagi porsi kerja sehingga tidak jenuh. Normalnya, manusia dapat berkonsentrasi nonstop selama dua jam. Jadi setiap dua jam, ambil mini-break sekitar lima menit untuk menyegarkan pikiran Anda. Bisa memakan pisang, minum kopi, atau bercakap-cakap singkat dengan teman kerja. Dengan demikian kepala Anda dapat beristirahat sejenak untuk mulai lagi dengan otak yang lebih jernih.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 80%


Nasihat #5: Kerjakan hanya yang Anda bisa.
    Bagi yang senang bermain aman, nasihat ini jelas masih berlaku. Tapi bila Anda ingin mencapai karier yang lebih tinggi, lupakan nasihat ini. Tentu saja Anda harus mengerjakan semua tugas Anda dengan baik dan benar, tapi kembangkan juga cakrawala Anda. Pelajari sisi lain dari sebuah pekerjaan dan setiap perusahaan. 
    Asah rasa ingin tahu dan kembangkan diri Anda. Ambil kursus yang memperkaya wawasan. Bicarakan dengan perusahaan, siapa tahu mereka mau membiayai kursus itu untuk Anda. Perusahaan-perusahaan besar biasanya punya pos khusus bagi pendidikan karyawannya. Tapi jangan juga memutarbalikkan nasihat ini menjadi: mengerjakan semua hal. Apalagi jika Anda sama sekali tidak mengerti bidang yang Anda kerjakan. Anda tentu tidak mau disebut sebagai si rakus. Mau mengomentari orang lain, mau mengambil pekerjaan orang lain, padahal tidak tahu apa-apa.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 50%


Nasihat #6: Semakin berisi semakin merunduk.
    Scene yang sering terjadi di ruang kelas ketika guru bertanya, “Siapa yang tahu jawabannya?” adalah murid-murid yang menunduk. Penyebabnya, takut salah dan takut dijuluki sok tahu oleh teman-teman. Akibatnya, di dunia kerja kita juga terbiasa untuk berdiam diri. Tidak sedikit orang dalam meeting hanya ikut menganggukkan kepala tanpa berani memberi usulan. Padahal, menonjolkan diri tidak sama dengan sombong. Karir kita akan lebih baik jika kita tidak takut memberi tahu kemampuan dan achievement kita. Tidak hanya dalam interview kerja saja, lho, perusahaan lebih memilih karyawan yang percaya diri. Karyawan yang asertif dan berani mengemukakan pendapat lebih dibutuhkan ketimbang orang-orang yang hanya bisa diam. Coba Anda mencamkan ini, bahwa Anda tidak menjual diri, tapi menjual potensi Anda ke perusahaan.
    Tentunya tidak berarti Anda setiap detik mendengang-dengungkan kehebatan dan achievement Anda. Lakukanlah dengan dosis yang benar. Juga jangan mengaku-aku semuanya adalah hasil kerja Anda, jika suatu pekerjaan dilakukan dalam tim.
    Tip bagi Anda yang tidak terbiasa mengemukakan ide: (1) Tulis ide Anda di kertas. (2) Tulis semua kritik dan pertanyaan yang mungkin muncul dari kolega atau bos Anda. (3) Tulis jawaban Anda dari daftar nomor dua tadi. (4) Jika semua sudah terjawab dan teratasi, bawa daftar itu ke kantor dan utarakan ide Anda.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 0%


Nasihat #7: Gunakan jejaring.
    Walaupun kedengarannya seperti iklan telepon genggam, sekarang ini tidak ada bisnis yang sukses tanpa networking yang bagus. Tidak heran, kalau dunia bisnis selalu keras bagi pemula. Namun ingat ya, Anda harus tetap memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan perusahaan. Kalau kinerja Anda buruk, namun tetap berharap seorang kenalan akan membantu menaikkan karier, maka Anda sudah menyalahgunakan jejaring Anda. 
Apalagi jika Anda hanya mau mengenal orang-orang yang Anda pikir dapat memberi keuntungan bagi Anda. Lambat laun orang-orang akan tahu dan bisa jadi malah Anda yang tidak diinginkan menjadi bagian dari jejaring mereka. 
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 70%


Nasihat #8: Jaga kerapian.
    Ibu-ibu biasanya menggemari nasihat satu ini terutama ketika mereka melihat kamar tidur putrinya. Kabar buruknya, bagi Anda yang tidak gemar berbenah, hal ini juga berlaku di dunia kerja. Apalagi jika Anda menerima klien langsung di meja kerja Anda. Apakah meja Anda penuh dengan tumpukan map dan dokumen yang saling tumpang tindih sampai seekor kucing pun dapat hilang didalamnya? Keyboard Anda nyaris tidak kelihatan tombolnya karena tertutup notes dan ballpoint? Monitor Anda dipenuhi post-it yang entah sejak kapan tertempel di sekujur tepinya? Semuanya hanya mengisyaratkan satu hal: kekacauan.
    Jujur saja, Anda sendiri pasti tidak akan merasa yakin kalau data Anda diterima baik oleh orang yang kelihatan berantakan, kan? Mungkin data Anda malah hilang ditelan barang-barang dimejanya. Begitu juga sebaliknya. Orang-orang akan sulit percaya jika meja kerja Anda tidak rapi dan berantakan. Karena itu, jagalah kerapian tempat kerja Anda.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 90%


Nasihat #9: Sukses tidak datang dengan sendirinya.

    Siapa yang pernah merasakan hal berikut ini? Anda merasa mampu, Anda bekerja keras, tapi sukses masih jauh dari pandangan. Satu hal yang perlu Anda ingat, dalam bekerja, berlaku pula faktor sabar. Tidak semua hal langsung terlihat hasilnya. Dan tidak semuanya langsung naik pangkat hanya karena selesai mengerjakan satu proyek.
    Karena itu ketahui dengan jelas apa arti sukses untuk Anda. Lebih baik Anda tidak melulu mengusung kata sukses dalam skala besar. Arti kesuksesan bisa dirasakan dari hal-hal kecil. Anda sukses jika Anda menyelesaikan kerja sesuai deadline, misalnya. Atau anda sukses jika para bos menyukai presentasi Anda. Bisa juga, Anda sukses jika Anda mampu mengatasi kelemahan Anda. Intinya, sama seperti dalam kehidupan di luar kantor, tidak semuanya berjalan instant. Jika Anda berusaha, suatu saat Anda akan sukses. Sabar, itu kuncinya.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 100%


Nasihat #10: Siapa yang bangun pagi, dapat banyak rejeki.
    Nasihat ini sudah muncul dari jaman dulu, ketika pekerjaan umum penduduk negara ini masih menjadi petani. Sekarang, jam kantor umumnya dimulai pukul 9 pagi. Akibat lembur dan macet, banyak yang baru mencapai rumah pukul 10 malam atau bahkan lebih larut. Jika Anda memaksakan diri bangun pagi, lalu menelepon klien penting sambil menguap, percayalah, Anda tidak menolong diri Anda sendiri. Lebih baik Anda mulai mengetahui ritme tubuh Anda. Kapan Anda merasa paling mudah berkonsentrasi, kapan Anda mulai merasa lemah, kapan Anda merasa lapar. Lalu cocokan dengan jam kerja Anda. Dengan demikian Anda akan mempunyai waktu kerja yang optimal.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 0%


Petuah #11: Jaga rahasia perusahaan.
    Generasi kakek-nenek bahkan orang tua kita, biasanya bekerja puluhan tahun di perusahaan yang sama. Karena itu, mereka memegang teguh isi dapur perusahaan dan tidak membicarakannya pada orang lain. Sekarang, bukan hal aneh kalau pindah ke perusahaan yang berbeda-beda. Dengan sendirinya, seseorang membawa pengalaman dari kantor lama ke kantor baru. Tidak dapat dihindari, rahasia perusahaan tidak lagi menjadi momok yang menakutkan untuk dibicarakan. Terutama untuk sistem karir, gaji, working load, dan atmosfir kerja. Tentu saja, bedakan informasi mana yang dapat Anda sharing  ke 'orang luar' dan mana yang sudah di luar hak Anda. Contohnya, membocorkan strategi bisnis perusahaan ke lawan bisnis tentu saja tabu untuk dilakukan. Atau menyebarkan isu tidak benar. Tak hanya tidak etis, Anda juga dapat dianggap sebagai pelaku gerakan sabotase bagi perusahaan.
Tingkat kelayakan di dunia kerja: 30%


Nasihat #12: Rejeki tidak turun dari langit.
    Nasihat ini sangat jelas. Tanpa bekerja, kita tidak akan mendapat rejeki. Masalahnya berapa banyak rejeki yang kita dapat? Kebanyakan berpikir rejeki hanya berarti uang, gaji, dan penghasilan. Sehingga banyak yang berharap, setiap kali sudah bekerja sesuai daedline, gaji pun naik. Setiap kali proyek selesai, karir juga naik. Tapi kenyataannya tidak seperti itu.
    Karena itu, lebih baik jika Anda mengartikan rejeki tidak melulu sebagai materi. Jika Anda bekerja dengan baik, klien pasti lebih memilih Anda sebagai rekan kerja. Hasilnya, proyek Anda selalu berjalan lancar ketimbang proyek karyawan lain. Contoh lain, jika kualitas kerja Anda bagus, nama Anda pun akan diingat oleh perusahaan. Bahkan mungkin bukan hanya oleh perusahaan Anda, tapi juga perusahaan lain.

( GAPURA ) ONE FOR ALL, ALL FOR ONE

GABUNGAN PURNA STM/SMK YPT PURBALINGGA Sedikit berkeliling dan menoleh ke sekitar komunitas, kata-kata ini sering dimaknai dengan kekel...