Gapura

( GAPURA ) ONE FOR ALL, ALL FOR ONE

GABUNGAN PURNA STM/SMK YPT PURBALINGGA
Sedikit berkeliling dan menoleh ke sekitar komunitas, kata-kata ini sering dimaknai dengan kekeluargaan, kebersamaan, keharmonisan dan banyak ungkapan lain.Bbahkan pada beberapa komunitas, kalimat ini diberikan beberapa detail seperti kalimat “…, satu benar semua benar, satu salah semua salah, …”, mendengar kalimat ini membuatku teringat dengan game console PSX, “Harvest Moon; Back to Nature”, 
dalam game tersebut terdapat suatu event dimana penduduk mempunyai tradisi untuk mengumpulkan hasil panennya ke dalam sebuah pot besar untuk kemudian dinikmati bersama. Semua orang mengumpulkan untuk satu pot, dan satu pot dinikmati untuk semua orang, campuran dari pot tersebut baru terasa sempurna apabila seluruh material yang dimasukkan menghasilkan suatu harmonis. Bisa dibilang juga sebuah sistem dimana tak akan berjalan baik apabila salah satu bagian sistem tak berjalan sebagaimana mestinya, dapat dibayangkan apabila salah satu penduduk memasukkan racun ke dalam pot.

Yah kalimat tersebut menyiratkan bagaimana manusia dan alam semesta berjalan, semuanya saling berhubungan dan saling bergantungan, bukan hanya komunitas, organisasi, partai atau perkumpulan apapun. Ini berlaku untuk semua hal bahkan seekor cacing, apa yang terjadi apabila cacing tak punya mulut, bukan hanya cacing itu yang akan terganggu, sebuah ekosistem dimana cacing itu tinggal akan terganggu. Sekali lagi, kalimat itu berlaku untuk apapun, hanya saja dalam komunitas hal ini ditekankan, untuk apa? Mungkin komunitas itu istimewa, dan komunitas adalah tempat belajar terbaik untuk mengenal sistem ini.
Berbagai komunitas yang kental telah mengenal baik kalimat ini, dan mereka merasa mewujudkannya dengan baik. Seringkali aku mendapati mereka selalu berkumpul dengan kelompok mereka, sungguh terasa akrab juga menyatu, sistem mereka berjalan dengan baik adanya timbal balik antara satu dengan yang lainnya. Namun ketika mereka dihadapkan dengan komunitas lain atau orang dari komunitas lain sungguh terasa berbeda, terasa amat asing bahkan sungguh jauh, entah apa karena hubungan dengan orang sesama yang terlalu dalam atau terlalu fanatik, seringkali bahkan terjadi persaingan dan berujung pertikaian, padahal mereka satu tujuan. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan pada diriku “Satu untuk Semua, Semua untuk Satu” ataukah “Satu untuk kelompok, Semua untuk kelompok”.

Mari berpikir dan merenung sejenak, apakah selama ini kita benar-benar memahami apa arti kalimat itu, atau selama ini kita hanya terseret arus kelompok tertentu. Menurut saya, ketika kita berbicara semua, maka itu mencakup semuanya, tidak ada batasan kelompok tertentu. Jadi jika ada sebuah organisasi OSIS, maka organisasi tersebut bergerak dan hidup demi kepentingan siswa satu sekolah, bukan hanya anggota dan pengurus OSIS, bahkan kepentingan organisasi lain seperti ekskul-ekskul yang berada di dalamnya. Aku ingat waktu sekolah dulu, OSIS berjalan tanpa merangkul siswa-siswa, bahkan memusuhi organisasi yang lainnya, sungguh aku tak ingin melihat itu terjadi lagi. Kita naik ke tingkat yang lebih tinggi, sebuah organisasi baik itu ormas maupun partai, merupakan komunitas yang dibentuk untuk kepentingan masyarakat (one for all), tapi kenyataannya anggota-anggota dan engurusnya hanya mengedepankan kepentingan kelompoknya, menjatuhkan partai dan ormas lain bahkan bersikap anti, masyarakat yang menjadi prioritas utama justru dijadikan alat bagi mereka. Kesolidan dan keroyalan mereka memang tidak diragukan lagi, namun itu hanya berlaku bagi kelompoknya saja. Dan sekali lagi aku bertanya, apakah selama ini benar-benar terwujud “Satu untuk Semua, Semua untuk Satu” ataukah “Satu untuk Golongan, Semua untuk Golongan”?

No comments:

Post a Comment

( GAPURA ) ONE FOR ALL, ALL FOR ONE

GABUNGAN PURNA STM/SMK YPT PURBALINGGA Sedikit berkeliling dan menoleh ke sekitar komunitas, kata-kata ini sering dimaknai dengan kekel...