Gapura

Distribusi E-KTP Lamban

                                                                                                                   Bupati Sidak Ke Sejumlah Kecamatan BANJARNEGARA – Seringnya mendapat keluhan distribusi KTP elektronik (KTP-el), membuat Bupati melakukan sidak ke sejumlah kecamatan. Kecamatan yang menjadi ajang sidak meliputi Kecamatan Purwanegara, Bawang dan Banjarnegara. Lamanya waktu yang dibutuhkan pemohon, disebabkan e-KTP yang sudah jadi tidak langsung didistribusikan. SIDAK : Mendapat keluhan dari masyarakat terkait distribusi e-KTP, Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, melakukukan sidak ke sejumlah kecamatan, Senin (25/9). (Darno/Radarmas) “Saya mendapat keluhan dari warga bahwa distribusi e-KTP lambat, sehingga masyarakat harus lama menunggu untuk mendapatkan KTP-el, padahal e-KTP tersebut sudah jadi,” kata Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono di sela-sela sidak, Senin (25/9). Ketika melakukan sidak di ruang pembuatan e-KTP di Kecamatan Purwanegara, Budhi mendapati sejumlah e-KTP yang sudah jadi. Namun belum didistribusikan kepada pemohon. Dia meminta agar semua camat di Banjarnegara segera mendistribusikan kepada pihak desa. Selanjutnya pemerintah desa yang mendistribuskan dokumen kependudukan yang sudah jadi kepada pemohon. Dia menegaskan, selain memantau distribusi e-KTP, juga akan memantau pelayanan e-KTP secara umum. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya praktek pungutan liar oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Meskipun demikian, masyarakat diminta bersabar. Sebab dalam melayani masyarakat, petugas sering menghadapi sejumlah kendala. Misalnya gangguan jaringan internet dan mati lampu. Camat Purwanegara, Latiful Fadli mengatakan berdasarkan Surat Edaran dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, e-KTP yang sudah jadi diambil sendiri oleh pemohon. Sehingga meskipun sudah jadi, pihak kecamatan meminta agar pemohon mengambil sendiri e-KTP yang sudah jadi di kantor kecamatan. “Sebelumnya kami menunggu masyarakat untuk mengambil sendiri e-KTP yang sudah jadi, karena sesuai surat edaran dari Kepala Dindukcapil nomer 470/027/Dukcapil/2016 perihal distribusi dokumen kependudukan dan percetakan KTP-el, yang isinya antara lain bahwa pengambilan dokumen kependudukan (KTP-el) harus diambil dikantor kecamatan setelah ada tanda bukti pengambilan dari kecamatan yang di distribusikan melalui desa,” kata Latiful. Dia menegaskan jika ada intruksi terkait percepatan pendistribusian e-KTP- dari bupati, maka akan segera melaksanakan intruksi tersebut. Kepala Dindukcapil Banjarnegara, Imam Kusharto saat dihubungi menjelaskan, memang ada Surat Edaran pada tahun 2016, tentang Mekanisme Pengambilan Dokumen Kependudukan. Namun sesuai instruksi dari Bupati, pihaknya akan segera membuat instruksi kepada kecamatan untuk segara mendistribusikan e-KTP yang sudah jadi kepada pihak desa untuk selanjutnya dibagikan kepada masyarakat. 

Jembatan Eksotis Hiasi Jalan Gerilya-Soedirman.

                                                                                                                                     Pekan Depan Mulai Digarap, Siapkan Badan Jalan PURWOKERTO-Pekerjaan pembangunan jalan tembus dari Jalan Gerilya menuju Jalan Jenderal Soedirman segera digarap. Pasalnya, proses lelang pekerjaan tersebut sudah dilakukan, dan telah masuk dalam masa sanggah. “Kita tinggal menunggu, kemungkinan minggu depan sudah mulai digarap,” kata Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas Achmad Taufik saat ditemui di ruangannya, Senin (25/9). DIMULAI PEKAN DEPAN : Dua siswa sedang melintas di calon jalan tembus Gerilya-Jenderal Soedirman. Nantinya, jalan menuju akses kota ini akan dihiasi gemerlap lampu terutama di jembatan baru yang akan dibangun. (DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS) Adapun pekerjaan fisik pada tahun ini, menurutnya, masih sebatas penyiapan lahan untuk pembangunan badan jalan. Pekerjaan tersebut, kata dia, akan dimulai dari arah Jalan Gerilya. Penyiapan lahan itu, dilakukan pada lahan yang telah dibebaskan terlebih dahulu, atau pada tahap pertama pembebasan lahan.  “Untuk tahun ini, kita hanya menyiapkan badan jalan, juga gorong-gorong. Kalau untuk pembangunan fisiknya mungkin tahun depan, karena bertahap,” ucapnya. Mengenai pembebasan lahan tahap kedua, lanjut dia, untuk proyek pembangunan jalan tembus yang menghubungkan Jalan Jenderal Soedirman dan Jalan Gerilya mulai dilakukan. Kepala DPU Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan, pembebasan lahan tahap kedua dilakukan mulai dari jalan di depan SMP Negeri 1 Purwokerto menuju Jalan Gerilya. Sedang pembebasan tahap I sebelumnya dimulai dari Jalan Gerilya menuju depan SMP Negeri 1 Purwokerto atau arah sebaliknya. “Kemarin sudah kita rapatkan, akan segera kita mulai untuk tahap pelaksanaan pembebasan yang intinya pertama mengerjakan besaran ganti rugi oleh konsultan appraisal, dan berikutnya menyampaikan hasil pengukurannya ke masyarakat yang terkenea dampak pembebasan lahan itu. Setelah itu baru dilanjutkan negosiasi,” terangnya. Irawadi menargetkan, proses pembebasan lahan tahap kedua ini selesai dalam waktu empat bulan atau sekitar Bulan November mendatang. Sedikitnya delapan bidang tanah milik masyarakat yang akan dilakukan pembebasan lahan tersebut. Selain pembebasan lahan tahap kedua, pada tahun 2017 ini, DPU juga tengah menganggarkan pembangunan konstruksi lahan yang telah dibebasakan pada tahap sebelumnya. Pembangunan konstruksi berupa pengerasan lahan tersebut dialokasikan menggunakan APBD tahun 2017 bersamaan dengan anggaran pembebasan lahan tahap dua. “Kita punya dua anggaran satu pembebasan tanah tahap dua dianggarkan sebesar Rp 8 miliar, dan anggaran kedua untuk konstruksinya mulai dari Gerilya ke SMP Negeri 1 Purwokerto sebesar Rp 6 miliar,” katanya.

Polres Banyumas Siap Jalankan Tilang E-CCTV

                                                                                                                     Tunggu Kesiapan Dinhub Banyumas PURWOKERTO- Kesiapan Dinhub Banyumas bekerjasama dengan Kepolisian terkait rencana tilang E-CCTV direspon positif Satlantas Polres Banyumas. Meski sampai sekarang ternyata belum ada koordinasi antara kedua belah pihak, Kasat Lantas Polres Banyumas AKP Samsu Wirman menyatakan siap untuk bekerjasama. “Sejauh ini belum ada upaya koordinasi dari Dinhub terkait rencana itu, padahal kami sangat menanti-nanti kesiapan mereka dalam upaya mewujudkan tilang berbagi E-CCTV,” ujar Kasat Lantas kepada Radarmas melalui sambungan telephone, Senin (25/9) kemarin. Kasat Lantas menjelaskan, sebenarnya kepolisian sudah berupaya menggandeng Dinhub terkait penggunaan ATCS untuk penegakan hukum. Namun, sejauh ini belum ada kesekapatan antara kedua pihak. “Kalau mereka siap, ya kami langsung turun tangan. Selama ini yang menjadi kendala kan ada di pihak Dinhub. Sarprasnya yang punya mereka, kami tinggal menunggu kesiapan Dinhub baru bisa bertindak,” jelas dia. Menurutnya, jika memang Dinhub benar-benar siap menerapkan sistem tilang E-CCTv pihaknya menyambut dengan baik. Meski demikian, perlu ada beberapa hal yang perlu disepakati bersama mengenai teknis pelaksanaan. “Yang perlu dibahas adalah, server ATCS akan dipusatkan di Dinhub atau bagaimana. Selama ini kami meminta IP server CCTV agar dapat dipantau melalui Command Center Mapolres belum diijinkan,” tegas AKP Samsu Wirman. Selain kesiapan dari Polres, upaya Dinhub untuk meminimalisir pelanggaran lalu lintas melalui CCTV yang terpasang di sejumlah persimpangan di Purwokerto, juga disambut baik kalangan DPRD Banyumas. Meski demikian, upaya tersebut perlu dikedepankan penerapan sanksinya, ketimbang hanya berupa teguran. “Jangan hanya digunakan untuk sebuah teguran saja. Yang lebih penting agar ada efek jera, tentunya penegakan sanksi bagi setiap pelanggar lalu lintas harus dimaksimalkan,” kata Anggota DPRD Banyumas, Saifuddin, kemarin. Dia menjelaskan, untuk upaya meminimalisir pelanggaran lalu lintas, tidak cukup hanya dengan teguran saja. Tetapi harus didukung dengan aksi nyata, yakni pemberian sanksi kepada para pelanggar lalu lintas. Menurutnya, teguran terhadap para pelanggar lalu lintas sejauh ini dinilai tidak efektif. Mengingat sudah beberapa kali teguran dilakukan baik oleh Dinhub maupun Satlantas. Untuk penerapan e-tilang yang berbasis CCTV, lanjut dia, secara umum dia setuju dengan wacana tersebut. Namun demikian, perlu ada koordinasi lebih lanjut antara Dinhub dan Satlantas. Pasalnya, untuk operasional CCTV, saat ini masih menjadi kewenangan dari Dinhub, sedangkan Satlantas untuk penegakkan sanksinya. “Komisi A siap memfasilitasi untuk melaksanakan koordinasi, termasuk dengar pendapat antara Dinhub dan satlantas, termasuk dengan pihak-pihak terkait,” tegasnya. Apalagi, lanjut Saifuddin, saat ini sudah ada Perda Nomor 1 Tahun 2016, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sehingga seharusnya adanya CCTV tersebut bisa mendukung penegakkan Perda tersebut.

Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

                                                             Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki Radar Banyumas SENIN, 7 AGUSTUS 2017 BANJARNEGARA – Jalan yang menghubungkan Kecamatan Madukara – Pagentan dalam kondisi rusak parah. Keterbatasan anggaran yang tersedia membuat perbaikan jalan belum bisa dilakukan secara tuntas pada tahun ini. Camat Pagentan, Esti Widodo, mengaku sering mendapat keluhan dari masyarakat. “Sampai kupingnya panas (karena banyaknya keluhan, red),” kata dia. Esti menyebut ruas yang paing parah dari Desa Sokaraja hingga Pagentan. “Sokaraja naik ke atas. Tulis ke atas rusak parah,” jelasnya. Dia menyebut pada tahun ini ada alokasi anggaran sebesar Rp 3 miliar untuk memperbaiki ruas Madukara – Clapar. Menurut dia, perbaikan anggaran ini menggunakan dana dari APBD Provinsi. Namun jalan tersebut masih berada di wilayah Kecamatan Madukara. Sedangkan yang berada di wilayah Kecamatan Pagentan, hanya dianggarkan Rp 1,5 miliar. Anggaran tersebut untuk memperbaiki jalan Larangan – Pagentan. Kapolsek Pagentan, AKP Agung Setiwan mengatakan, sampai saat ini kondisi jalan masih rusak. Dia mengatakan jalan yang rusak tersebar di berbagai titik. “Untuk jalan yang sebelumnya longsor saat ini hanya bisa dilewati sepeda motor,” jelasnya. Sedangkan mobil menggunakan jalan alternatif yang dibuat secara darurat. Karena sifatnya darurat, masih sulit dilalui. Karena kondisi jalan yang rusak parah, dia menghimbau agar kendaraan angkutan barat tidak membawa muatan terlalu penuh. “Sebab jalannya menanjak dan ruasak. Kalau dipaksakan membawa muatan sampai penuh, malah membahayakan,” himbaunya.

Taman Bojong Jadi Tempat Pacaran.

                                                                                                                        PURBALINGGA – Taman Bojong dinilai telah disalahgunakan. Dengan tiket masuk Rp 1.000, Taman Bojong yang sebenarnya dibangun sebagai syarat mendapatkan adipura dan tempat rekreasi keluarga malah digunakan sebagai tempat muda mudi berpacaran. Salah satu pedagang di sekitar Taman Bojong, Ati mengatakan, setiap hari pasti ada pasangan muda-mudi yang menghabiskan sore di taman. Beberapa kali dia juga melihat mereka bermesraan. “Di sini kan tempatnya enak, rindang, ada gazebo-gazebonya juga. Jadi banyak yang pacaran di sini. Biasanya kalau yang pasangan itu cari tempat yang ketutupan pohon dari arah pintu masuk, karena mereka kan tahu ada yang jualan dan jaga di pintu masuk. Kalau dilihat lama ngga keluar-keluar, saya tengok, ternyata lagi mesraan,” katanya kepada Radarmas, Rabu (2/8). PACARAN : Taman Bojong sering dijadikan tempat pacaran anak muda. Mereka memanfaatkan gazebo yang ada di taman. (GALUH WIDOERA/RADARMAS) Menurutnya, pengunjung bisa mencapai 100 orang pada akhir pekan. Sedangkan hari biasa hanya puluhan orang dan paling banyak anak usia sekolah. “Kalau Sabtu atau Minggu ramai keluarga atau rombongan. Tapi kalau hari biasa, kebanyakan anak sekolahan. Beberapa kali ada satu keluarga yang kesini, tapi karena melihat pada mesra-mesraan jadi cuma sebentar,” terangnya. Pengelola Taman Bojong, Edo menuturkan, dia dan pengelola lainnya sempat melihat sepasang muda mudi melompat pagar dari areal persawahan belakang taman. Taman Bojong di sisi belakang dan samping dikelilingi sawah, sementara pagar penghalang bisa dilompati oleh orang dewasa. “Pernah ada orang pacaran lompat dari pagar belakang. Kalau di tempat itu kan sudah pasti sepi, karena belakangnya cuma sawah dan tidak kelihatan dari jalan raya,” ujarnya. Dia menambahkan, taman sebenarnya dijaga dari pagi hingga pukul 21.00. Jika saat keliling ada yang berbuat mesum, pengelola langsung menegur. “Tapi lebih sering kecolongan. Seringnya bermesraan di gazebo yang sisi belakang dan tidak kelihatan dari depan. Kalau malam setelah jam operasional taman, katanya banyak yang kesini minum minuman keras. Pintu masuk memang mudah dilewati meski sudah ditutup,” tuturnya. Dikatakan, dinas rencananya akan membuang gazebo kecil dan mengganti dengan bangku taman. Nanti hanya ada satu gazebo yang besar untuk acara keluarga atau rombongan. Selain itu, pintu masuk akan dibuat lebih tinggi dan dikunci setiap malam. “Kemarin sudah direncanakan renovasi taman agar tidak dipakai untuk kenakalan remaja. Tapi tidak tahu kapan akan direnovasi, mudah-mudahan secepatnya,” pungkasnya

Spot Selfie Ilegal di Dieng Bakal Ditertibakan.

                                                                                                                    BANJARNEGARA – Spot selfie di kawasan Kawah Sikidang akan segera ditertibakn. Pasalnya, selain membahayakan wisatawan, juga karena sopt selfie dinilai tidak sesuai dengan Sapta Pesona. Saat ini, di kawasan Kawah Sikidang bermunculan spot selfi. Misalnya, selfie dengan burung hantu, jeep, motor trail, patung gorilla hingga rumah panggung. POSE: Salah satu wisatawan tengah berfoto dengan burung hantu di kawasan Kawah Sikidang. (DARNO/Radarmas) Kepala UPT Wisata Dieng, Ibnu Hasan mengatakan keberadaan spot tersebut tersebut sampai saat ini masih ilegal atau tidak berizin. Ia mengaku sudah melakukan peringatan kepada pengelola spot selfie terkait larangan tersebut. “Bahkan peringatan sudah kami berikan sampai tiga kali. Karena tetap membandel, para pengelola selfie ini akan ditertibkan. Apalagi, spot selfie itu sama sekali tidak memberikan kontribusi pemasukan,” tegasnya, Senin (3/7). Selain spot selfie, pedagang yang masih berjualan di dalam area Kawah Sikidang juga akan ditertibkan. Menurutnya, saat ini Kawah Sikidang aman dan tidak terpengaruh letusan Kawah Sileri yang terjadi Minggu (2/7) lalu. “Meskipun demikian, wisatwan tetap diminta tidak mendekat dengan bibir kawah,” pesannya. Wisatawan asal Depok Jawa Barat, Yanti mengaku senang selfie dengan burung hantu. Apalagi burung yang sudah jarang ditemui. “Karena langka, untuk dokumentasi pribadi,” kata dia. Terkait ledakan Kawah Sileri, menurutnya sempat diperingatkan oleh keluarga. Namun karena menurut pengelola home stay tempat dia tinggal aman, dirinya tetap datang ke Kawah Sikidang. “Selain itu lokasinya juga cukup jauh dari Kawah Sileri,” tuturnya. Pengelola spot selfie burung hantu, Yulianto mengatakan dengan membayar Rp 5 ribu, wisatawan bisa berfoto sepuasnya. Dia sendiri sudah mengelola spot selfie ini dua tahun yang lalu. 

SILATURAHMI SELURUH ANGKATAN ALUMNI STM YPT 1&2 PURBALINGGA

     Assalamualaikum Wr Wb Bagaimana rekan Gapura stm ypt pbg , semoga sehat selalu dan selalu dalam lindungan Alloh SWT Aamiin. kegiatan GAPURA yg akan datang pada H+3 lebaran. atau 28-juni-2017. Mengenai acara yg akan diadakan di lapangan footsal STM YPT1 yaitu:                               1. silaturahmi seluruh angkatan YPT1&2.
2. Penyerahan Pemasangan Listrik MUSHOLA program 
    kerja gapura untuk karisidenan banyumas
3. Santunan Anak YATIM.
4. Bantuan Rekan ALUMNI yg Kurang Mampu Ataupun
Cacat Permanen.
Mengenai dukungan dan Doa dari semua ALUMNI semoga acara berjalan dengan sukses. GAPURA MILIK SELURUH ALUMNI STM YPT PBG 1&2.. Pemersatu Silaturahmi Seluruh Angkatan. Dan untuk rekan Gapura yg akan menyisihkan rejeki untuk membantu program kerja Gapura dan bisa membantu untuk alumni yg kurang mampu. silahkan bertanya dan hubungi panitia H+3 2017. Sebuah mahakarya ciptaan Tuhan yg tak kan dapat selalu dipungkiri. bahwa kita bertemu di satu jalinan silaturahmi yg sangat erat. walaupun kita berbeda angkatan. tetapi jalinan itu tak ubahnya kita pada masih mengenyam di bangku sekolah. yaitu SEKOLAH TERCINTA STM YPT PURBALINGGA. Di wadah GAPURA ini kita tidak mengenal kasta, agama , maupun pangkat. yang ada hanyalah jalinan silaturahmi dan kebersamaan untuk jiwa yg sosial. kami ucapkan beribu terima kasih kami atas nama pengurus maupun anggota GAPURA yg telah mengenyam pendidikan di sekolah STM YPT PURBALINGGA . tak lupa kepada staf guru yg telah menjadikaan kami menjadi manusia yg berguna bagi nusa maupun bangsa. kami tak akan lupa seluruh jasamu untuk mendidik kami. mari kita sukseskan kebersamaan ini bahwa jiwa kita bukan jiwa yg urakan, gelutan (red bhs jawa berantem). GAPURA adalah pemersatu jalinan silaturahmi. bukan sekelompok ataupun segelintir anggota yg pada hakekatnya kita kenal saja. kita semakin kuat karena kita bersatu. HIDUP ALUMNI SELURUH ANGKATAN. Satu Untuk Semua Semua Untuk Satu.


SALAM KOMPAK GAPURA 2017.

Seru, Wisata River Tubing di Limbasari.

                                                                                                                                    PURBALINGGA – Wisata River Tubing Desa limbasari, Kecamatan Bobotsari, cukup diminati. Pada tahun 2016, bisa mendapatkan penghasilan Rp 40 juta. Untuk itu, tahun ini target pendapatan dinaikkan yakni Rp 70 juta. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Patrawisa, Joko Dwi Harjanto mengatakan, sejak Limbasari ditunjuk sebagai desa berdikari, bantuan yang datang untuk pengelolaan tempat wisata sangat membantu. “Sekarang pengelola sudah memiliki 60 paket peralatan tubing untuk dewasa dan lima paket untuk anak,” ujarnya. Selain river tubing, Pokdarwis Patrawisa saat ini tengah mengembangkan wisata camp dan sunrise. “Saat ini kami memiliki tujuh paket doom atau tenda dengan satu tenda bisa untuk empat orang. Itu sudah lengkap matras, sleeping bag, tas gunung, dan alat penerangan,” tuturnya. Joko menuturkan, Limbasari yang ditetapkan sebagai Desa Wisata Budaya saat ini masih fokus pengembangan wisata alam. “Kalau wisatawan sudah banyak yang datang, baru kami tampilkan kearifan lokal desa,” lanjutnya. Menurutnya, wisata budaya bukan sekedar menampilkan produk budaya seperti tarian tradisional, musik tradisional, atau kerajinan tangan dan batik. Namun harus menunjukan pola hidup masyarakat yang baik. “Pola hidup masyarakat agraris, gotong royong, atau syukuran sebelum menanam padi setelah panen, dan lainnya yang harus dikuatkan,” ujarnya. Pengelolaan wisata di Desa Limbasari diserahkan kepada komunitas dengan arahan dari Pokdarwis. “River tubing dikelola Komunitas Base Camp Utara. Sementara Curug Uncang-Uncang yang dikelola Plana Rimba”, terang Joko. Kedepan, akan dikembangkan camp di bukit Tungtung Gunung dan Plana, serta jurug rajem. “Selain itu nanti ada river camp yang kegiatannya camping, hiking sunrise, dan river tubing. Ini masih dimatangkan persiapannya,” tuturnya. Untuk meminimalisir konflik, kata Joko, selalu dilakukan MoU antara Pokdarwis dan pengelola. Hal itu dilakukan agar tidak rebutan bila sudah berkembang pesat. 

Tampilkan Pesona Curug Karang, Dilengkapi Jembatan Selfie.

                                                                                                                             Potensi wisata Desa Tanalum, Kecamatan Rembang kini semakin bervariasi. Pegiat wisata desa itu mengembangkan destinasi wisata baru, yakni Batu Gilang Green Park. ADITYA WISNU WARDANA, Purbalingga Suasana di kompleks Curug Karang, yang terletak di Desa Panusupan terlihat berbeda dari biasanya. Ribuan orang terlihat datang ke lokasi curug tersebut, Sabtu (15/4). Ramainya kompleks Curug Karang tersebut, karena saat itu tengah diadakan peresmian destinasi wisata baru di desa tersebut, yang diberi nama Batu Gilang Green Park oleh Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM. Wisata yang mengangkat keindahan Curug Karang ini, melengkapi sembilan destinasi wisata yang sudah ada sebelumnya di Desa Wisata Panusupan. Kepala Desa Panusupan Imam Yulianto mengatakan, pengembangan Curug Karang menjadi destinasi wisata Batu Gilang Green Park merupakan kolaborasi kerjasama peningkatan fasilitas wisata antara Desa Panusupan dan Desa Tanalum. Curug Karang itu sendiri berada di perbatasan Desa Panusupan dengan Desa Tanalum. Sebelum diresmikan menjadi Batu Gilang Green Park, curug tiga tingkat ini sebelumnya sudah dikembangkan oleh para pegiat wisata di Desa Tanalum. “Kami bersama pihak Tanalum bersepakat bekerjasama terutama dalam hal sapta pesona utamanya peningkatan akses dan keamanan wisata alam Curug Karang ini,” katanya. Dia menjelaskan, untuk meningkatkan akses menuju wisata alam Curug Karang yang berada di Dukuh Pagelaran. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa Tanalum bersama masyarakat setempat membangun akses jalan sepanjang 1 km dilengkapi fasilitas rest area dan parkir kendaraan. Dilokasi curug, juga dilengkapi jembatan selfi yang akan mempermudah akses para wisatawan menuju lokasi curug tiga tingkat itu. “Ke depan akan kita tambah lagi dengan fasilitas lainnya seperti flying fox dan lainnya,” katanya. Pengelola Batu Gilang Green Park Sarwono menambahkan, pengembangan destinasi baru pariwisata di desa Panusupan dilakukan sekira dua setengah bulan sejak Februari lalu. Seluruh pembangunan baik akses jalan maupun fasilitas pendukung wisata dilakukan dengan swadaya masyarakat mencapai Rp 155 juta dan dukungan gotong royong warga senilai Rp 245 juta. “Kami berharap ada dukungan pengaspalan dari pemkab,” pintanya.

Polres Banyumas Diserang

                                                                                                                                 Polres banyumas diserang seorang pria yang menerobos masuk dengan menggunakan sepeda motor Selasa (11/4) sekitar pukul 10 WIB. Dua orang polisi terluka saat mencoba menghentikan aksi pria tersebut. Kejadian bermula saat Mapolres Banyumas hendak mengadakan acara konferensi pers. “Saat hendak konferensi pers tiba-tiba dari arah barat datang seorang pengendara sepeda motor dengan menggunakan pakaian hitam-hitam dan bercadar serta mengenakan helm” ujar Dimas, salah seorang wartawan. Pengendara motor tersebut langsung menabrak salah seorang polisi yang sedang bertugas. Setelah terjatuh, pria berpakaian hitam-hitam tersebut menggunus parang dan mencoba menyerang beberapa polisi yang berada di lokasi kejadian sambil menweiakkan takbir. Salah seorang anggota polres banyumas terluka terkena sabetan parang saat saat berusaha menghentikan aksi tersebut. Pelaku berhasil diamankan dan dibawa masuk kedalam Mapolres Banyumas untuk menjalani pemeriksaan. 

Warga Berharap Jalan Tembus Banjarnegara – Kebumen Dituntaskan

                                                                                                                                                 BANJARNEGARA – Warga yang bermukim di wilayah yang dilintasi jalan tembus Banjarnegara – Kebumen melalui Pesangkalan- Sadang, berharap pembangunan jalan tembus tersebut dituntaskan. TEMBUS : Jalan tembus ke Kebumen melalui Sadang-Pesangkalan diharapkan segera dilanjutkan. Sebab jalan tersebut sangat membantu aktivitas warga, terutama untuk mengangkut hasil pertanian. Warga Desa Pesangkalan Kecamatan Pagedongan, Rikun mengatakan, jalan tembus tersebut sangat menunjang aktivitas warga, terutama untuk mengangkut hasil pertanian dan rumput pakan ternak dari ladang. “Sekarang lebih mudah menggunakan sepeda motor, karena jalannya sudah dibangun. Karena itu, warga sangat berharap agar pembangunan jalan bisa dituntaskan sampai aspal,” ujarnya Kades Pagedongan, Siti Latifah mengatakan, jalur tersebut selama ini menjadi akses ekonomi warga di perbatasan. Banyak warga dari Sadang Kebumen, berbelanja kebutuhan sehari-hari di Banjarnegara. “Selama ini jalan tembus ini memang menjadi pilihan warga, meski kondisi jalan masih sulit karena belum diaspal,” jelasnya. Menurut dia, sebelum bisa dilalui kendaraan bermotor, banyak warga Sadang yang berjalan kaki sambil memikul atau menggendong barang belanjaan dari Banjarnegara. Dia berharap agar jalan tembus bisa dilanjutkan tahun ini. Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Banjarnegara, Mulyanto mengatakan, usulan bantuan infrastruktur kepada pemerintah provinsi diprioritaskan untuk ruas jalan. Salah satunya adalah jalan tembus Banjarnegara – Kebumen. “Ada beberapa lanjutan proyek infrastruktur termasuk jalan Pagedongan-Pesangkalan yang mengubungkan ke Kebumen. Untuk total anggaran tahun ini yakni Rp 8 miliar,” jelasnya. 

Jalan Longsor, Lalu-Lintas Desa Asinan Kalibening Banjarnegara Terputus Total

                                                                                                                                                     BANJARNEGARA – Longsor yang terjadi di jalan kabupaten kabupaten di Desa Asinan Kecamatan Kalibening, membuat arus lalu- lintas ditutup total. TERGERUS LONGSOR : Jalan kabupaten di Desa Asinan Kecamatan Kalibening terputus total karena tanah di bawahnya longsor. Beton patah dan tidak bisa dilalui. Perkerasan jalan dengan rigid beton bertulang, ternyata tidak efektif menahan pergerakan tanah. Lokasi longsor, memang rawan bergerak. Setelah diguyur hujan sejak Jumat (7/4), keesokan paginya tanah dibawah rigid beton longsor. Akibatnya, beton patah dan jalan terputus total. Kadus I Desa Asinan, Misno Haryono menjelaskan longsornya jalan dipicu hujan dengan intensitas sedang dengan durasi yang cukup panjang. “Hujan yang disertai petir memicu jalan yang berada di RT 3 RW 1 Desa Asinan longsor pada jam empat dini hari. Panjang jalan yang patah mencapai 50 meter dengan lebar jalan lima meter dan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat,” jelasnya. Pagi harinya, sejumlah pengendara sepeda motor memaksakan diri lewat. Padahal sebenarnya kondisi tersebut berbahaya. Sebab jalan yang bisa dilalui sangat ngepres sehingga roda seperti meniti pada bidang yang sangat sempit. Untuk menghindari jatuhnya korban, untuk sementara akses jalan ditutup total. Kepala BPBD Banjarnegara, Arif Rahman mengatakan, pada peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa. Hanya saja masih terjadi potensi longsor susulan jika turun hujan. Dia menjelaskan, longsor membuat jalan terputus total. Bahkan tidak memungkinkan dilewati oleh pejalan kaki. Oleh karena itu, dia menghimbau kepada pemerintah desa agar segera membuat jalur alternatif. Dengan begitu, anak sekolah dan warga bisa kembali beraktivitas. 

Jalan Longsor, Aktivitas Warga Terganggu, Siswa Jalan Kaki ke Sekolah.

                                                                                                                                                       BANJARNEGARA – Terputusnya jalan, membuat jalur penghubung Desa Prendengan – Desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu tersendat dan mengakibatkan aktivitas warga terganggu. Puluhan siswa SMP dan SMA, juga terpaksa berjalan kaki menuju sekolah. Sebab mobil angkutan yang mengantarkan mereka tidak bisa melintas akibat jalan yang ambles. JALAN KAKI : Siswa dari Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu berjalan kaki menuju sekolah. Sebab jalan menuju sekolah ambles sehingga tak bisa dilalui angkutan umum Kepala Desa Prendengan, M Fathurohman mengatakan, jalan menuju ke desanya ambles, Senin (27/3). Panjang jalan yang ambles mencapai 30 meter. “Jaraknya 150 meter dari jalan raya di Sijeruk,”jelasnya. Karena amblesnya jalan ini, kendaraan roda empat harus memutar menuju Pagerpelah yang jaraknya lebih jauh sekitar delapan kilometer. Meskipun lebih jauh, jalan di Pagerpelah menuju Desa Slatri Kecamatan Karangkobar juga dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Sebab sempit dan rawan longsor. Fathurohman mengatakan, longsornya jalan membuat aktivitas warga tersendat. Tak hanya mengganggu roda perekonomian, namun juga membuat puluhan siswa harus berjalan kaki menuju sekolah. “Dari rumah naik kendaraan, tapi karena tidak bisa melalui jalan yang ambles, mereka berjalan sampai pertigaan ojek Sijeruk,” kata dia. Setelah sampai di Sijeruk, siswa lalu kembali naik angkutan umum menuju sekolah. Berdasarkan data desa akhir 2016, jumlah siswa SMP sebanyak 70 anak. Sedangkan jumlah siswa SMA 40 anak. Sementara siswa SD tidak terkena dampak longsor. Sebab lokasi sekolahnya tak jauh dari perkampungan Desa Prendengan. Sejumlah siswa SMA memang berangkat ke sekolah naik sepeda motor. Namun saat melalui jalan yang ambles, tak jarang harus didorong oleh temannya atau warga. Dia menambahkan, dalam longsor ini tidak ada rumah yang rusak. Sebab lokasi longsor bukan berada di pemukiman penduduk, melainkan di kebun milik warga.

Rencana Reaktivasi Jalur Kereta Api Purwokerto – Wonosobo Berlanjut.

                                                                                                                                    – Pemkab Banyumas telah mengirimkan rekomendasi kepada pemerintah pusat terkait kelanjutan rencana reaktivasi rel kereta api dari Purwokerto ke Wonosobo. Dengan dikirimnya rekomendasi tersebut, rencana reaktivasi masih terus berlanjut. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Kabupaten Banyumas, Eko Prijanto mengatakan, rekomendasi yang dikirimkan bupati, terutama terkait dengan trase rel untuk reaktivasi jalur rel Purwokerto – Wonosobo. Menurutnya, sesuai rekomendasi tersebut, trase rel yang ada di Purwokerto akan menggunakan trase baru. “Trasenya yang lewat daerah selatan yaitu sekitar Patikraja – Pegalongan – Sokaraja,” katanya, kemarin. Dalam rekomendasi yang dikirimkan, memang diusulkan menggunakan trase baru. Karena untuk trase lama di wilayah Purwokerto tidak dapat digunakan, sebab berada di Jalan Jenderal Soedirman. “Di Banyumas nanti akan menggunakan trase lama dan trase baru. Trase baru hanya diplot di wilayah Purwokerto, sedangkan yang lain masih menggunakan trase lama,” ujarnya. Dia menjelaskan, pemerintah pusat sebelumnya sudah merencanakan trase melalui wilayah tersebut. Namun pemerintah pusat masih menunggu rekomendasi dari Pemkab Banyumas terkait rencana trase tersebut. Sebab menurutnya, kendati pemerintah pusat sudah memiliki rencana namun semisal pemerintah daerah belum menanggapi, maka akan berpengaruh terhadap kelanjutan rencana tersebut. “Rekomendasi sudah kita kirimkan beberapa waktu lalu, pusat (Kementerian Perhubungan) memang meminta itu,” tambah Kasubid Permukiman Wilayah Badan Perencaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Kabupaten Banyumas Anwar Burhani. Usulan tentang reaktivasi jalur rel Purwokerto – Wonosobo sudah diwacanakan sejak 2015 lalu. Latar belakang dibukanya kembali jalur tersebut, yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi daerah. Di sisi lain, hal itu juga diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya yang semakin hari semakin meningkat di jalur Purwokerto – Wonosobo. Pada koridor Purwokerto- Wonosobo ini, dahulu pernah terhubung dengan jaringan rel KA. Jalur kereta api sepanjang 94 kilometer tersebut dihentikan pengoperasiannya pada dekade 90-an karena saat itu dipandang kurang efektif.

Melihat Curug Silintang di Dukuh Cumbut, Desa Tlahab Lor,

                                                                                                                                                                                        Memiliki Ketinggian 75 M, Diklaim Tertinggi di Purbalingga Kabupaten Purbalingga dikenal dengan kabupaten seribu curug. Salah satunya Curug Silintang yang ada di Dukuh Cumbut, Desa Tlahab Lor, Kecamatan Karangreja. ADITYA WISNU WARDANA, Purbalingga Mencari lokasi curug ini cukup mudah. Sebab, Pemkab Purbalingga baru saja membangun jalur tembus dari barat Lapangan Desa Talah Lor menuju jalan tembus Desa Tlahab Lor menuju Desa Siwarak di kecamatan yang sama. Tahun ini, akses menuju Curug Silintang bakal diselesaikan oleh pemkab. Sehingga masyarakat lebih mudah menjangkau Curug Silntang serta objek wisata Goa Lawa yang masih berada di satu wilayah. Sebenarnya dari jalan tembus Curug Silintang sudah bisa dilihat keindahannya. Ini karena ketinggian curug mencapai 75 meter. Dari jalan tembus, lokasi curug bisa diakses dengan berkendara menggunakan kendaraan pribadi sejauh dua kilometer. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih satu kilometer. Akses satu kilometer dari pemukiman ke Curug Silintang masih berupa jalan makadan yang melintasi perkebunan warga. Meski hanya berupa jalan makadam yang menanjak, perjalanan jalan kaki sekitar 15 menit menuju lokasi curug tidak akan terasa. Sebab, udara disepanjang jalan menuju curug sangat sejuk dan menyegarkan. Begitu tiba di lokasi, kita akan disajikan air terjun. Namun saat ini wisatawan masih belum bisa mendekat ke lokasi air terjun. Pelaksana Tugas (Plt) Kadus III Desa Tlabah Lor, Ahmad Sultonik Sudir mengatakan, akses jalan dari pemukiman menuju loksi curug baru dibangun oleh Pemerintah Desa Tlahab Lor dengan anggaran sekitar Rp 107 juta menggunakan dana desa. “Ini merupakan program dari Pemdes Tlahab Lor untuk membuka akses ke Curug Silintang, sebagai persiapan rintisan menjadi desa wisata,” katanya. Menurutnya, di wilayah Cumbut ada dua curug lain yang tak kalah indah, yaitu curug Lawang dan curug Sadika. Rencananya, pemdes akan membuka akses ke tiga lokasi curug untuk desa wisata. Dia mengakui, saat ini baru curug Silintang yang sering dikunjungi wisatawan karena eksostisme ketinggian curug. “Setahu saya, curug Silintang paling tinggi di Purbalingga. Saya belum pernah melihat curug lain yang tingginya seperti ini,” ungkapnya. Dia menjelaskan, saat akhir pekan, curug Silintang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan luar kota. Mereka tertarik karena sudah bisa melihat curug dari jalan utama. “Jika jalan tembus dari Tlahab Lor sampai ke Goa Lawa selesai tahun ini, pengunjung yang ke sini bisa lebih banyak,” katanya.

Menikmati Sunrise di Bukit Si Petung

                                                                                                                                                      Potensi Wisata di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja Akhir pekan ini, bagi yang hobi jalan-jalan ke lokasi bisa datang ke Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja. Banyak yang bisa dinikmati, mulai disuguhi kebun nanas yang luas dan bisa makan di tempat hingga menikmati indahnya sunrise di bukit Si Petung. AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga Suara burung saat pagi hari menambah nyaman suasana alam di jalur menuju bukit Si Petung. Terlihat ada beberapa anak muda yang sengaja menginap dengan tenda warna warni. Mereka cukup dekat dengan dua gardu pandang di bukit Si Petung. Ya, mereka tengah menunggu sunrise. Pratomo, salah satu pegiat Pokdarwis Siwarak mengungkapkan, di Desa Wisata Siwarak banyak titik yang menarik untuk menikmati sunrise. Seperti di bukit Kelir dan bukit Njelir. Hanya saja, kedua tempat tersebut membutuhkan jarak tempuh 1-2 jam perjalanan. “Rute jalan sebenarnya menarik di bukit Njelir dan bukit Kelir. Tapi selera orang beda, ada yang menginginkan jarak tempuh dekat dan bisa menikmati sunrise dan ada yang lebih jauh namun lebih indah,” ungkapnya. Bila ingin yang dekat, bisa datang ke butit Si Petung. Rute untuk mencapai Si Petung mudah dijangkau, bahkan bisa menggunakan kendaraan. Dari lokasi Si Petung juga dekat dengan wisata alam lain seperti Curug Silintang, Curug Alur Jero, Curug Muncrat. Bahkan selama perjalanan menuju bukit Si Petung, pengunjung bakal dimanjakan dengan hamparan pohon nanas dan pemandangan kota Purbalinngga dari ketinggian. “Ada juga dua gardu pandang, gazebo, camping ground, flying fox sepanjang 140 meter, dan rest area berada di selatan objek wisata goa lawa,” imbuhnya. Kepala Desa Siwarak, Suratman mengungkapkan, di kebun nanas masyarakat dan para pengunjung juga berwisata petik buah nanas. Pengunjung hanya akan dikenakan biaya Rp 10 ribu untuk menikmati buah nanas di tempat. Namun bila ingin membawa pulang buah nanas hasil petik sendiri, maka akan dikenakan biaya Rp 3.000 perbuah.

( GAPURA ) ONE FOR ALL, ALL FOR ONE

GABUNGAN PURNA STM/SMK YPT PURBALINGGA Sedikit berkeliling dan menoleh ke sekitar komunitas, kata-kata ini sering dimaknai dengan kekel...