Gapura

Tim Bissa Urug Jalan Lingkar Karangkobar Banjarnegara

budhi-sarwono-meninjau-langsung-pengurugan-jalan-lingkar-karangkobar-yang-rusak-parah                                                                                                                                                                  BANJARNEGARA – Masyarakat mengeluhkan jalan lingkar Karangkobar yang rusak parah. Permukaan aspal yang seharusnya mulus, terkelupas di banyak titik. Sehingga jalan menjadi bergelombang dan tidak nyaman dilalui. Padahal jalan tersebut sangat ramai. Terutama saat hari pasaran. Sehingga arus lalu-lintas menjadi macet. Calon Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono mengaku, menerima keluhan masyarakat terkait jalan lingkar Karangkobar tersebut. Budhi Sarwono pun menanyakan apakah status jalan lingkar tersebut. “Jawabannya bukan jalan kabupaten. Tapi jalan desa,” kata dia. Menerima keluhan masyarakat, dia terketuk hatinya. Keluhan ini kemudian dibahas dengan tim pemenangan Partai Golkar. “Segera kami buat program agar bisa segera melaksanakan aktion untuk mengatasi keluh kesah masyarakat,” ucapnya. Budhi Sarwono atau yang juga akrab dipanggil Wing Chin lalu mengirimkan lima unit tronton sekitar 110 meter kubik untuk mengangkut LPA (Lapis Pondasi Atas) berikut woles (slender). Atau dalam istilah di Bina Marga material dengan agregat kelas A. Setelah material dihamparkan, lalu dipadatkan dengan woles. Sisa material lalu dihamparkan di terminal sementara Karangkobar. Wing Chin datang langsung ke lokasi pengurugan jalan berlubang dengan agregat A ini, Selasa (11/10). “Saya komandoi sendiri bersama tim dari partai Golkar. Setelah kerja bakti pengurugan ini saya berharap saat hari pasaran yang akan datang tidak macet lagi,” kata dia. Wing Chin mengatakan pengurugan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu pemerintah. “Kalau pengaspalan harus melalui prosedur. Ini sifatnya darurat. agar pengguna jalan tidak terganggu,” lanjutnya.

Tim Ahli Geologi Bakal Cek Tanah Ambles Gunung Wuled Rembang Purbalingga

simulasi-warga-gunung-wuled-saat-mengikuti-simulasi-kebencanaan-tanah-longsor-baru-baru-ini-amarullah-nurcahyoradarmas                                                                                                                                                                  PURBALINGGA – Amblesnya tanah di beberapa titik di Desa Gunung Wuled, Kecamatan Rembang, membuat pemkab langsung turun tangan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga akan menurunkan tim ahli dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung (Badan Geologi). “Tim akan melihat secara ilmiah sebenarnya apa yang terjadi dan penyebab banyaknya tanah yang ambles,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Purbalingga, Muhsoni. Kemungkinan sampel tanah di Dukuh Pentul Jurang dan Pentul Atas akan diambil. Kemudian diperiksa dan diteliti kondisi tanah di sana. Dari data awal yang diperoleh BPBD, tanah di wilayah tersebut memiliki struktur batuan muda. Namun mengenai kerawanan dan penyebab pastinya akan dilakukan penelitian. “Di beberapa wilayah di sana memang tanahnya labil, dan saat hujan terus-menerus rawan bencana tanah longsor. Sedangkan lainnya tanah bergerak. Kami turunkan ahli dari profesional agar didapatkan data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya. Kades Gunung Wuled, Suwarno mengatakan, hampir di semua dusun memiliki kerawanan tinggi bencana tanah longsor. “Yang langganan terkena bencana di Dukuh Pentul, ada Pentul Jurang dan Pentul Atas serta beberapa pedukuhan lainnya. Kami hanya bisa melakukan langkah antisipasi dan pemahaman dini tentang kebencanaan. Beruntung warga dan kelompok masyarakat baru diberikan simulasi soal kebencanaan,” ujarnya. Seperti diberitakan, warga di RT 3 RW 5 Dusun 5 atau Dukuh Pentul Jurang, Desa Gunung Wuled dalam beberapa pekan terakhir tidak tenang. Pasalnya, tanah di wilayah tersebut yang anjlok sekitar 1 meter, membuat dinding, lantai dan beberapa bagian rumah retak-retak.

( GAPURA ) ONE FOR ALL, ALL FOR ONE

GABUNGAN PURNA STM/SMK YPT PURBALINGGA Sedikit berkeliling dan menoleh ke sekitar komunitas, kata-kata ini sering dimaknai dengan kekel...